Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Bahaya Dekompresi Saat Menyelam dan Terbang

3 November 2018   18:55 Diperbarui: 3 November 2018   23:52 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dekompresi - physiologyplus.com

Seorang penyelam yang membantu evakuasi korban pesawat jatuh Lion Air JT 610 meninggal dunia. Syachrul Anto diduga meninggal dunia akibat mengalami dekompresi saat menyelam. Gangguan ini sangat umum dialami penyelam akibat perubahan tekanan udara.

Dekompresi biasanya terjadi paska penyelaman dalam dan kembali lagi menuju permukaan. Selain itu dekompresi juga bisa terjadi saat tekanan udara dalam pesawat menurun.

Dekompresi diduga berasal dari gelembung-gelembung yang tumbuh di jaringan dan menyebabkan kerusakan lokal. Ketika bernapas, sekitar 79% dari udara adalah nitrogen. Ketika turun di air, tekanan di sekitar tubuh meningkat. 

Hal ini menyebabkan nitrogen untuk diserap ke dalam jaringan tubuh. Ada gelembung memasuki sirkulasi paru-paru, yang menyebabkan kerusakan jaringan. Gangguan tersebut memblokir aliran darah pada tingkat pembuluh darah kecil.

Gelembung yang terbentuk di dalam atau di dekat sendi adalah penyebab rasa sakit sendi. Ketika tingkat gelembung tinggi terjadi, reaksi kompleks dapat terjadi di dalam tubuh, biasanya di sumsum tulang belakang atau otak.

Orang yang terkena dekompresi akan mengalami mati rasa yang datang secara tiba-tiba, kelumpuhan dan gangguan fungsi serebral yang lebih tinggi juga bisa terjadi. Kemudian memasuki aliran darah vena, gejala kongesti di paru dan syok sirkulasi dapat terjadi.

Selain itu ada gejala lainnya yaitu merasa kelelahan yang tidak biasa, nyeri pada persendian atau otot lengan, kaki atau badan. Disertai dengan pusing, vertigo, dan telinga terasa sakit. Lebih parah lagi bisa merasakan sesak napas, amnesia, batuk berdarah, hingga pingsan.

Gejala tersebut bisa muncul antara 15 menit hingga 12 jam setelah penyelam muncul ke permukaan. Namun demikian gejala itu bisa saja muncul sebelum penyelam muncul ke permukaan.

Ternyata gangguan dekompresi tidak hanya mempengaruhi penyelam scuba, melainkan juga penerbang, astronot dan pramugari sangat rentan mengalami gangguan ini.

Saya jadi ingat ketika naik pesawat selalu ada peringatan untuk tidak menggunakan kamar mandi saat tekanan udara berubah. Saya yakin hal tersebut untuk mencegah kita terkena serangan dekompresi yang sangat berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun