Hasil pertandingan Belanda melawan Jerman dalam laga EUFA Nations League Minggu dini hari tadi memang mengejutkan. Timnas Jerman harus tertunduk malu karena kalah selisih 3 angka tanpa balas sama sekali. Betempat di Stadion Johan Cruijff Areana, Belanda memecahkan rekor kemenangan atas Jerman setelah tahun 1992 tidak pernah menang selisih 3 angka.
Saya pikir-pikir dalam 4 tahun terakhir prestasi Timnas Jerman terus merosot. Disaat timnas lain di Eropa mulai bangkit, Jerman justru sebaliknya.
Memang tidak ada jawaban tunggal mengapa Jerman terus merosot, namun besar kemungkinan tentu penyebabnya adalah antara pelatih dan juga pemain timnas itu sendiri.
Dari pertandingan terakhir saja setidaknya ada beberapa hal yang perlu jadi evaluasi pelatih. Yang pertama adalah pemilihan pemain. Nampaknya Joachim Loew terlalu banyak menaruh kepercayaan pada pemain Bayern Munich.
Pemain-pemain club Bayern Munich seperti Manuel Neuer, Mats Hummels, Jerome Boateng, Thomas Mueller, dan Joshua Kimmich dimainkan sejak menit pertama. Padahal sebagaimana kita ketahui, club Bayern Munich sedang mengalami kekalahan beruntun pada 4 laga terakhir.
Yang kedua adalah strategi Joachim Loew memainkan Thomas Mueller dan Timo Werner di sayap kanan-kiri yang agak kontroversial. Padahal bermain pada sisi sayap bukanlah spesialisasi Mueller dan Werner. Mueller adalah tipe gelandang serang, berbeda lagi dengan Werner yang lebih piawai menjadi penyerang.
Pemain sayap yang bagus malah diistirahatkan dibangku cadangan. Pemain itu seperti Julian Brandt, Leroy Sane, Serge Gnabry, atau Julian Draxler. Memaksakan pemain tengah bermain di sisi sayap hasilnya tentu tidak maksimal. Terlihat dari sepak terjang Timo Werner selama pertandingan melawan Belanda nampak sangat buruk, sementara Thomas Mueller beberapa kali terbawa arus untuk bermain ke tengah.
Kalau hal ini terus terjadi, jangan harap Jerman bisa tampil gemilang pada perhelatan yang akan datang. Saya pikir perlu ada perubahan radikal mulai dari mengganti pelatih. Pembinaan pada pemain juga mutlak perlu dilakukan, agar Jerman bisa kembali berjaya. Jangan sampai terjadi lagi antara karakteristik pemain dengan strategi pelatih terkesan tidak nyambung. Hingga timnas Jerman kembali harus menelan pil patih kekalahan karena tidak bisa tampil maksimal.
