Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Naomi Osaka Kalahkan Serena Williams di Grand Slam AS Open

9 September 2018   15:44 Diperbarui: 9 September 2018   15:52 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh tidak ada yang mustahil bagi orang yang mau berjuang dan berdoa. Masyarakat Jepang yang sedang dirundung bencana gempa bumi dan badai mendapat kabar bahagia. Kabar tersebut berasal dari Naomi Osaka, dialah petenis pertama asal Jepang yang mampu meraih gelar juara Grand Slam di Amerika Serikat. Naomi Osaka menang setelah menaklukkan Serena Williams pada partai final Amerika Serikat Terbuka.

Meskipun dikepung oleh penonton yang mengharapkan Serena Williams menang, Naomi Osaka tidak terpengaruh dan bermain baik. Hasilnya Naomi Osaka mampu mengalahkan Serena Williams dua set dengan skor 6-2 6-4 di Arthur Ashe Stadium, New York AS.

Usai memenangi laga, Osaka mengatakan "Saya tahu semua orang mendukungnya dan saya menyesal harus berakhir seperti ini. Saya ingin berucap terima kasih karena menyaksikan pertandingan."

Selain itu Osaka juga berkata ke Williams "Saya sangat bersyukur bisa bermain denganmu". Osaka lalu membungkuk, yang disambut dengan tepuk tangan penonton. Sungguh juara yang rendah hati dan tidak jumawa.

Kelebihan Naomi Osaka

Osaka adalah seorang pemain muda berusia 20 tahun yang agresif serta ofensife di garis belakang. Dia suka menyerang dengan forehandnya, selain itu Soaka juga memiliki backhand yang handal. Servis yang dilakukan sangat  konsisten dan kuat. Begitu kuatnya hingga mencapai kecepatan 200 km per jam.

Pertandingan terakhir itu adalah final grand slam perdananya. Meskipun minim pengalaman melakoni laga final grand slam, Osaka berhasil merebut kemenangan dari pemain yang dia idolakan yaitu Serena Williams.

Kekuatan mimpi nampaknya menjadi dorongan tersendiri bagi Osaka yang mengaku sudah memimpikan pertandingan final itu sejak lama.

"Bahkan ketika aku masih kecil, aku selalu bermimpi bahwa aku akan bermain melawan Serena di final Grand Slam. Dan ketika itu terjadi, aku sangat senang." kata petenis dwi kewarganegaraan Jepang -- Amerika itu.

Kotroversi dan Kemarahan Serena William

Dalam laga final Osaka melawan Williams sempat diwarnai aksi protes keras yang dilakukan oleh William. Hal ini berawal ketika wasit asal Portugal bernama Carlos Ramos memberikan peringatan kepada Williams lantaran dianggap melanggar kode etik. Pelanggaran itu terkait instruksi yang diberikan pelatih kepadanya. Wasit Carlos Ramos berhasil mengetahui bahwa pelatih Williams yang bernama Patrick Mouratoglou memberikan sinyal-sinyal tertentu dari boks Williams.

Meresa kesal dan tidak terima dengan perlakuan wasit, Williams melakukan aksi emosional dengan membanting raketnya sebelum kemudian diberikan ganjaran "game penalty" saat tertinggal 3-4. Dampaknya dia mendapat peringatan kedua dan diganjar penalti satu poin.

Tidak terima dengan keputusan wasit, Williams lantas melakukan serangan verbal terhadap Ramos. Dia menuduh sang wasit merupakan "pembohong" dan "pencuri". Karena William tenggelam dalam emosi, maka Osaka berhasil memimpin 5-3 dan petenis Jepang berusia 20 tahun itu bermain stabil hingga akhirnya memperoleh kemenangan.

Setelah pertandingan berakhir di hadapan penggemar, Williams secara sportif tetap memberi selamat kepada Naomi Osaka.

"Mari kita buat momen terbaik yang kita bisa. Kita akan melewati ini dan mari kita menjadi positif. Jadi, selamat, Naomi. Jangan cemooh lagi," ujar pemain yang 33 kali menjuarai grand slam tersebut.

Usai pertandingan tersebut sang wasit langsung meninggalkan lapangan tanpa berujar apapun.

Belakangan Mouratoglou pelatih Williams mengakui bahwa dirinya berusaha untuk memberi instruksi kepada Williams dari tribun penonton dengan tangannya, namun menuding pelatih Osaka, Sascha Bajin, melakukan hal serupa.

"Saya jujur. Saya memberi instruksi, saya pikir ia tidak melihatnya pada satu kesempatan. Sascha juga memberi instruksi pada setiap poin." kata Mouratoglou.

Pesan moral dari peristiwa ini adalah, bermain jujur dan tetap tenang, fokus dan jangan emosi. Apalagi sampai berbuat tidak menyenangkan kepada wasit, karena bagaimanapun keputusan wasit adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun