Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merencanakan dan Mengisi Sejarah

25 Juni 2020   17:29 Diperbarui: 25 Juni 2020   17:22 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah adalah catatan dan rekaman masa lalu tentang beragam peristiwa. Tidak semua peristiwa masa lalu tercatat sebagai sejarah. Hanya manusia yang sadar akan dokumentasi saja yang dapat mengformulasi masa lalu menjadi sejarah. Yang lain akan sirna seiring dengan pergantian dan perputaran waktu.

Kita dan kekinian, dari satu sisi memang tidak butuh diingat dan dikenang, toh muara akhir kita adalah akhirat. Tetapi, salah satu visi hidup yang ditekankan Islam adalah bahwa manusia harus mampu bereksistensi dan berkontribusi bagi diri dan lingkungannya. Di samping itu, bukankah manusia patut mewariskan nilai-nilai kepada generasi penerusnya sebagai estafet kehidupan?

Untuk itulah merencanakan sejarah bukanlah hal yang berlebihan. Kita dan kini pada seratus tahun yang akan datang bakal menjadi masa lalu. Kita telah menjadi almarhum dan semua yang kita tinggalkan akan menjadi barang warisan. Warisan harta berupa materi tentu berguna dan bermanfaat bagi anak-cucu kita, tapi warisan itu akan ludes seiring perputaran waktu. Apalagi kalau warisan itu tidak dapat dirawat atau dijaga dengan baik oleh anak kita.

Maka konten sejarah yang sangat bermanfaat kita formulasi menjadi sesuatu yang bernilai adalah nilai-nilai itu sendiri. Nilai akan menjadi warisan yang paling mahal  dalam upaya membangun sejarah peradaban. Banyak kelompok atau komunitas yang tidak mampu mewariskan nilai agama maupun budaya yang mereka anut, pada akhirnya tidak  mampu dialirkan dan dialihkan ke generasi berikutnya. Akibatnya nilai buday dan agama mereka tidak dapat bereksistensi dalam panggung sejarah kekinian, apalagi sejarah masa depan.

Maka merencanakan sejarah yang saya maksudkan tidak lain adalah membaca dan mencatat ragam fenomena dan realitas masa kini di sekitar kita. Ketika itu terdokumentasi dalam karya kecil atau besar, pasti sangat berarti bagi generasi penerus kita. Catatan-cacatan itulah yang nanti akan berbicara sendiri tentang realitas kita pada ruang dan waktu masa lalu.

Betapa banyak hal yang besar, lalu tidak terpublikasi sebagai warisan besar karena tidak dicatat dan didokumentasikan. Dan berapa banyak hal-hal yang pada hakikatnya sederhana, namun pada masa yang berbeda akan sangat berarti karena dia tersimpan dalam catatan yang siap hadir pada generasi dan era yang berbeda.

Merencanakan sejarah bukan untuk mempublikasikan diri dan sebuah komunitas itu hebat. Tapi harus diakui, komunitas yang hebat itu adalah komunitas yang terbangun dengan budaya menulis dan membuat mereka dikenal di waktu dan tempat yang berbeda. Merencanakan dan mengisi sejarah itu usaha terencana untuk meninggalkan jejak yang dapat dibaca, dijadikan prinsip nilai, atau mungkin menjadi pembanding bagi kehadiran zaman di era generasi berikut kelak. Semoga menjadi bahan renungan bagi kita semua.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun