Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sumardji Dalam Prestasi dan Apresiasi

2 April 2025   14:10 Diperbarui: 6 April 2025   13:42 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumardji bersama pemain timnas Indonesia (Sumber : PSSI)

Keberhasilan Timnas Indonesia menaklukkan Bahrain  dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 25 Maret 2024 lewat gol tunggal Ole Romeny jadi pelepas dahaga. Masyarakat larut dalam kegembiraan, tersenyum, sejenak melupakan beban sehari-hari yang makin berat.

Para pemain menyuguhkan permainan yang mengesankan, di luar dugaan para pecinta sepakbola. Mereka menjalankan perannya masing-masing dengan baik, melalui pertahanan yang kokoh dan kesabaran untuk melancarkan serangan. Taktik yang dirancang pelatih pelatih Patrick Kluivert berjalan lancar.

Satu hal yang patut mendapatkan acungan jempol adalah semangat juang yang luar biasa. Mental mereka tidak anjlok meski baru saja digebuk Australia dengan skor menyolok 5-1 di Sydney Football Stadium, 20 Maret 2025.  

Praktis hanya ada waktu 3 hari saja, setelah dipotong perjalanan ke Jakarta untuk bersiap menjamu Bahrain, untuk memulihkan kebugaran fisik dan mental setelah menelan pil pahit itu. Dibutuhkan kerja keras untuk membangkitkan semangat para pemain timnas.

Selain kerja keras dari tim pelatih untuk membuat pemain siap menghadapi pertandingan berikut, apalagi dalam waktu yang mepet seperti saat bersiap meladeni Bahrain, sosok yang memegang peran penting di situasi seperti itu adalah Sumardji yang menjadi manajer timnas.


Sabar

Seperti saat netizen menggaungkan tagar Kluivert Out. Sumardji dengan tenang mengatakan agar masyarakat bersabar, percaya dengan Kluivert dan tim pelatih.

"Sabar dulu, sabar dulu. Semuanya pasti akan kelihatan hasilnya ketika masyarakat percaya dan tim bekerja dengan keras," kata perwira menengah polisi berpangkat Komisaris Besar (Kombes) itu kepada awak media di sela-sela latihan timnas di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, 22 Maret 2025

Sumardji bersama pemain timnas Indonesia (Sumber : PSSI)
Sumardji bersama pemain timnas Indonesia (Sumber : PSSI)

Hasil itu terpampang nyata dengan raihan poin dengan menaklukkan Bahrain di SUGBK. Kemenangan yang menjaga asa timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026, berebut tempat dengan Australia, Arab Saudi, China dan Bahrain untuk mendampingi Jepang yang sudah memastikan kakinya di ajang terbesar di dunia itu.

Selanjutnya Timnas Indonesia punya dua pertandingan tersisa untuk menyelesaikan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, yakni menjamu China pada 5 Juni mendatang di Jakarta, dan bertandang ke markas Jepang lima hari kemudian.

Dua pertandingan tersisa masing-masing melawan China dan Jepang yang wajib diamankan, sambil berharap pesaing tergelincir.

Peran Penting

Tidak banyak yang tahu begitu penting peran seorang manajer tim, apalagi itu tim nasional. Selama ini manajer tim dianggap hanya mengurus hal-hal yang bersifat administratif.

Padahal ia berperan penting dalam mengelola semua aspek organisasi, administrasi, dan komunikasi tim.

Misalnya, manajer tim  mengelola komunikasi para pemain, tim pelatih dan staf lainnya, termasuk memperoleh informasi dan menyampaikannya kepada tim

Masalah-masalah administrasi menjadi tanggungjawabnya, yang akan meringankan tugas pelatih agar tetap fokus melatih dan membina anggota tim. Selain itu juga mengawasi kebutuhan pemain, seperti obat-obatan hingga logistik.

Tak hanya itu. Selain memberi semangat, menjaga suasana tim tetap kondusif, ia juga menghadapi media, baik sebelum setelah pertandingan.  Karena itu, seorang manajer tim tentu tidak hanya dituntut memahami dunia sepak bola atau olahraga pada umumnya.

Mereka juga perlu tahu cara berkomunikasi yang tepat, terlebih jika harus berhadapan dengan publik melalui media.

Sumardji, kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 12 Februari 1972 ini bukan orang baru di dunia sepakbola. Ia mulai dikenal publik saat dipercaya menjadi manajer Bhayangkara Presisi FC, salah satu tim peserta Liga 1 pada 2016. Tim yang memang milik insitusi kepolisian itu.

Dengan jabatan ini, Sumardji mempunyai peran besar dalam menjalankan roda organisasi klub, termasuk bertanggung jawab dalam hal administrasi dan komunikasi tim. Di bawah kepemimpinannya, pada 2017, Bhayangkara FC berhasil menjuarai Liga 1 musim 2017.

Tak butuh waktu lama, Sumardji kemudian ditunjuk menjadi manajer timnas U-22 Indonesia yang akan berlaga pada ajang Piala AFF 2019. Untuk kedua kalinya, Sumardji kembali membantu timnya meraih prestasi dengan keluar sebagai juara pada turnamen tersebut. Bedanya, prestasi ini diraih Sumardji pada level internasional.

Kemudian raihan medali emas pada cabang olahraga sepak bola edisi Sea Games Kamboja 2023 juga menambah riwayat prestasinya di dunia si kulit bundar.Terlebih, medali emas ini diraih Indonesia setelah 32 tahun lamanya menahan dahaga juara. Kali terakhir Indonesia meraup medali emas yakni pada Sea Games Filipina 1991.

Dalam final menghadapi Thailand di Phnom Penh, Kamboja itu Sumardji yang suka bermain sepakbola saat itu menjadi Manajer Timnas U-22 menerima pukulan dari ofisial Timnas Thailand saat ia melerai pemain yang bertikai.

Lulusan Secapa Polri tahun 2001 itu juga dikenal dengan keberaniannya melakukan protes jika terjadi sesuatu hal yang dianggapnya tidak adil. Saat berlangsung laga Bahrain vs Timnas Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia yang berlangsung di Bahrain National Stadium, Riffa, 10 Oktober 2024.

Di laga yang mengundang kontroversi dan kecaman itu Sumardji yang mantan Kapolres Sidoarjo itu mendapat kartu merah dari Mohamed Al Kaf, wasit asal Oman yang memimpin pertandingan tersebut. Itu terjadi setelah Sumardji turut memprotes keras perpanjangan waktu di babak kedua.

Penghargaan

Menjadi manajer timnas, seperti yang disandang oleh Sumardji, tak sekedar jabatan prestige, tapi juga menyandang beban sebagai anggota kepolisian. Seperti halnya saat ia menjadi manajer, dan kini Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara Presisi FC.

Ketika Bhayangkara FC harus menelan pil pahit terdegradasi ke Liga, dan hanya butuh satu musim saja menghuni di kasta kedua kompetisi, itu merupakan keberhasilan yang patut diapresiasi.

Begitu juga perjalanan Sumardji mengawal tim nasional Indonesia menuju Piala Dunia 2026 bukanlah pekerjaan yang mudah. Kebangkitan para pemain dengan tampil ngotot dan menyajikan permainan menawan ketika mengalahkan Bahrain jelas tak lepas dari peran Sumardji.

Saat harus mengalami pemukulan dari ofisial Thailand di SEA Games 2023, dan pemukulnya meminta maaf (Sumber : Ist)
Saat harus mengalami pemukulan dari ofisial Thailand di SEA Games 2023, dan pemukulnya meminta maaf (Sumber : Ist)

Keberhasilan Sumardji di klub dan timnas mendapatkan penghargaan dari Polri ketika ia mendapat kenaikan pangkat Komisaris Besar (Kombes) Polisi, yang diberikan langsung oleh Kapolri Jendral Polisi Idham Azis di Aula Bareskrim Polri, 26 Desember 2019. 

Sumardji yang saat itu menjabat sebagai Kabag Regident Ditlantas Polda Metro Jaya mendapat kenaikan pangkat atas kerja keras dan profesionalismenya, membawa Timnas Indonesia U-22 juara 1 Piala AFF 2019 usai mengalahkan Thailand 2-1 di Vietnam.

Kemudian Timnas Indonesia U-22 menjadi juara 2 dalam kejuaraan SEA Games 2019. Sebagai manajer Timnas Indonesia U-22, membawa nama Indonesia harum dalam persepakbolaan di Asia Tenggara.

Tak hanya itu, di bawah kepemimpinannnya Akademi Bhayangkara FC U-16, U-18 dan U-20 mencetak prestasi membanggakan, sekaligus melahirkan pemain sekaliber timnas.

Bhayangkara FC U16 menjadi Runner Up di EPA Liga U16 2019, Bhayangkara FC U18 menjadi Juara EPA Liga U18 2019 dan Bhayangkara FC U20 menjadi peringkat 4 EPA Liga U20 2019.

Bagaimana dengan perjalanan karier dan pengabdian Sumardji bagi sepakbola Indonesia setelah ia mendapat kenaikan pangkat sebagai Kombes Polisi?

Selain membawa timnas U-22 meraih emas di Sea Games Kamboja 2023, setelah  penantian 32 tahun lamanya, Sumardji membawa timnas Indonesia terus melaju ke babak kualifikasi Asia menuju Piala Dunia 2026. Keberhasilan ini membuat asa Indonesia, yang menjadi satu-satunya tim di ASEAN terus bertahan di babak kualifikasi, tetap memiliki asa berlaga di PD 2026.

Kerja keras Sumardji sebagai timnas Indonesia patut diapresiasi. Ia tak hanya memberikan kebanggaan bagi masyarakat, tapi semestinya juga bagi Polri yang belakangan mendapat sorotan tajam dengan berbagai kejadian.

Tak berlebihan jika Polri memberikan apresiasi terhadap anggotanya yang menjadi manajer timnas Indonesia itu. Apresiasi berupa kenaikan pangkat bagi Sumardji yang juga anggota Exco PSSI periode 2023-2027 menunjukkan Polri sebagai lembaga yang menerapkan reward bagi anggotanya yang berprestasi.

Bagi Sumardji sendiri, tentu ia tidak menjadikan pengabdiannya di sepakbola sebagai ukuran untuk naik pangkat.

Seperti disampaikannya pada 27 Desember 2019, usai ia mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Kombes Polisi.

"Saya sangat berterima kasih, bangga, dan sudahlah semuanya saya tidak bisa bayangin karena memang tidak pernah terbayangkan oleh saya karena sudah dapat penghargaan luar biasa."

"Sama sekali saya tidak pernah bayangkan, sampai-sampai mimpi saya enggak, apa yang saya lakukan murni dari niat dan keinginan untuk berbuat yang terbaik untuk organisasi saya," ujarnya. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun