Mereka juga yang menjadi wakil Asosiasi Provinsi (Asprov) untuk berlaga di Piala Soeratin, ajang yang menjadi salah satu turnamen resmi di bawah PSSI untuk pembinaan usia muda.Â
Dimulai berjenjang dari putaran daerah di tiap provinsi, masing-masing juara provinsi akan lanjut mengikuti putaran nasional.Â
Berapa sebenarnya SSB di Indonesia, cukup sulit juga mengetahuinya. Namun, dari kompetisi usia muda Liga Anak Indonesia, tercatat terdapat 600 SSB. Mereka itu sudah bersaing di 24 regional pada 1-30 November 2024.
Ajang yang diprakarsai Bola Indonesia Mandiri bekerja sama dengan LPDUK INASPRO Kemenpora ini mempertandingkan tiga kategori usia, yakni U10, U11, dan U12. Total akan ada sekitar 16.000 pemain usia muda yang bersaing di kompetisi ini.
Meski tumbuh pesat dan mempunyai peran krusial dalam penempaan pemain usia dini, namun eksistensi SSB kurang diperhatikan.Padahal statistik menunjukkan bahwa bakal pemain-pemain hebat telah bergabung dan bermain dengan sebuah klub sejak umur 5-8 tahun?
Mayoritas SSB masih dikelola pihak swasta, bukan PSSI. Bahkan disinyalir ada klub profesional punya kecenderungan mencomot pemain-pemain dari SSB.
Semakin maju sepak bola suatu negara, semakin maju pula cara pandang mereka mengenai regenerasi. Negara-negara dengan tradisi kuat di sepak bola seperti Brasil, Argentina, Belanda, Perancis, Jerman, Spanyol, Inggris, dan Italia tidak pernah kehabisan sumber daya pemain karena adanya regenerasi yang berjalan dengan baik.
Mereka sudah memiliki sistem pembinaan dan penjaringan pemain, sehingga tidak mengherankan jika tidak pernah kehabisan talenta sepak bola.
Belanda misalnya, yang oleh netizen disebut "kantor pusat", dengan adanya pemain-pemain naturalisasi dari negara kincir angin itu, dengan populasi 17 juta tidak pernah kehabisan talenta sepak bola. Lalu Italia dan Jerman tidak pernah kehabisan penjaga gawang yang superior.