Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Eddy Syahputra Kibarkan Lagi Bendera Agen Pemain

16 Agustus 2024   02:58 Diperbarui: 16 Agustus 2024   03:33 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eddy Syahputra bersama CEO Persita Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar  (kiri) dan CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman (kanan) . Foto : Dok. Eddy Syah 

Comeback itu yang saat ini sedang dilakukan oleh Eddy Syahputra, agen pemain sepakbola dan pelatih terkenal. Bahkan media pernah menjuluki Ligina Sportindo Soccer Agency (LSSA), bendera yang diusungnya, sebagai agen tersukses di tanah air.

Namun, hampir sepuluh tahun bendera LSAA yang dikibarkannya sejak 2004 tak lagi berkibar.

Di masa berjayanya, LSSA dikenal membawa pemain ternama seperti De Porras, Edward Wilson Junior, Zah Rahan, Robertino, Greg Nwokolo, Ponaryo. Selain itu juga pelatih hebat seperti Coach RD (Rahmad Darmawan) dan Serghei Dubrovin.

Eddy pada Liga 1 2019 bahkan sempat mengundang perhatian ketika ia nyaris mendatangkan Alfred Riedl untuk menangani Persebaya Surabaya dan Sergei Dubrovin di Semen Padang. "

"Sebenarnya saya sudah deal dengan manajemen kedua klub itu. Tapi, kami akhirnya gagal melanjutkan dengan alasan berbeda," ujar Eddy dalam satu wawancara di media online. 

Tentang vacumnya LSSA,  ia mengakui ada beberapa hal yang membuat LSSA kurang berkibar, terutama saat menghadapi masa-masa berat seperti dibekukannya PSSI pada 2015 dan pandemi Covid-19.

Kemelut di tubuh PSSI pada 2015 turut menghantam dapur bisnis Eddy. Kontrak yang tadinya disepakati bahkan diputus di tengah jalan. SItuasi yang tak kondusif pun membuat sejumlah klub kelabakan.

Saat itu, tutur Eddy  yang memegang lisensi FIFA sebagai agen, kontrak pemain langsung diputus di tengah jalan. Sebagai agen ia berusaha membantu mengatasi masalah itu. Ia tidak mau pemain ngoceh atau mengadukan hal itu ke FIFA untuk melakukan tuntutan.

Eddy Syahputra bersama Aremania, setelah tragedi Kanjuruhan (Foto : Dok.Eddy Syah)
Eddy Syahputra bersama Aremania, setelah tragedi Kanjuruhan (Foto : Dok.Eddy Syah)

Begitu juga saat pandemi Covid-19 yang pada 2021 melanda negeri ini. Kompetisi terhenti karena pemerintah tidak mau mengambil resiko dengan adanya kerumunan warga dalam pertandingan sepakbola.Deretan klub Liga 1 banyak yang meliburkan pemain. Banyak pemain asing yang memilih pulang ke nerasanya dengan kondisi belum jelasnya keberlangsungan kompetisi Liga 1 saat itu.

Ketidakpastian saat pandemi juga menghantam bisnis peragenen pemain, tak terkecuali LSSA. Situasi yang membuat bendera harus lunglai, tersimpan hampir sepuluh tahun lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun