Melakoni kompetisi dalam satu musim, yang secara efektif biasanya berlangsung dalam 10 bulan, dengan jadwal yang ketat, bukanlah perkara mudah bagi sebuah kesebelasan..
Tak hanya dibutuhkan konsistensi yang tinggi dalam menjalani laga demi laga, baik laga home atau away, tapi juga dibutuhkan persiapan non teknis yang matang. Ditambah lagi ketika ada pemain dan pelatih baru, adaptasi akan membutuhkan waktu bagi kesebelasan tersebut untuk tampil dalam permainan terbaiknya.
Dalam menjalani kompetisi yang panjang, sebuah kesebelasan akan mengalami naik-turun dalam klasemen. Hal tersebut tak lepas dari tren positif atau negatif yang ditampilkan klub itu sendiri.
Ada yang di awal musim tampil gemilang namun mulai menurun di pertengahan musim. Ada juga yang terseok-seok di awal musim namun mulai bangkit ketika paruh musim.
Namun, bagaimana jika klub itu tetap terseok-seok, bahkan terlempar ke dasar klasemen yang berakibat degradasi?.
Itu yang terjadi pada kesebelasan yang sebelumnya mampu bertahan, bahkan pernah menjadi juara. Seperti yang dialami oleh Leicester City, klub yang meraih promosi ke Premier League pada 2014. Menjalani musim pertamanya dengan banyak kesulitan, namun mampu bertahan dan menduduki peringkat ke-14 di akhir musim, dengan raihan  41 poin.
Tahun berikutnya, 2015-2016 Leicester membuat kejutan besar ketika berhasil menjuara Liga Inggris, mengungguli Arsel dan Tottenham Hotspur. Padahal materi pemainnya tak ada yang terkenal. Namun pelatih Claudio Ranieri mampu meramu para pemain tak ternama itu menjadi tim yang menakutkan.
Mengarungi musim 2022-2023 The Foxes hanya bisa memetik 34 poin dari 38 penampilannya. Mereka hanya  bisa memetik 34 poin hasil dari sembilan kemenangan, tujuh hasil imbang, dan 22 kekalahan. Padahal, dari barisan pemain, Leicester dinilai memiliki skuad yang bisa bersaing, setidaknya di papan tengah klasemen Liga Primer Inggris.
Maka, ketika The Foxes harus terdegradasi di musim 2022-2023, publik pun tertegun. Kepastian degradasi itu terjadi dalam laga pekan terakhir Premier League 2022-2023, 28 Mei 2023 malam WIB.
Klub yang bermarkas di Stadion King Power itu harus bermain di Championship pada musim 2023-2024. Dua klub lainnya yang turut terdegradasi adalah Leed United dan Shouthampton.
Menurut analisis BBC, salah satu yang krusial adalah aktivitas transfer yang tak tepat sasaran, dan kondisi internal tim yang tak kondusif.