Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Tetapkan 8 Tersangka Match Fixing, Lalu Apa Langkah Berikutnya? (Bagian II)

20 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:10 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi, kalau ada kejadian di lapangan apakah aturan yang ditabrak, jangan main main match fixing, kalau match fixing, langsung degradasi saja. Kalau ada match fixing, ditangkap, lalu degradasi,"

(Ketua Umum PSSI, Erick Thohir)

Pernyataan itu disampaikan Erick Thobir saat berbicara kepada wartawan di GBK Arena, Jakarta, Rabu, 19 April 2023. Sikap yang menunjukkan keinginan semua pihak, tak hanya PSSI, untuk membersihkan sepakbola dari praktek pengaturan petandingan di kompetisi Liga Indonesia, dari Liga 1, 2 dan 3.

Selain itu, apa yang disampaikan oleh Erick juga sesuai salah satu visi  misi yang diusungnya saat maju sebagai calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2024, yakni "Sepakbola Indonesia Bersih dan Berprestasi."

Program Menteri BUMN, yang terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta, 16 Februari 2023, tentu bukan hanya itu saja. Kepemimpinan wasit juga jadi programnya, yang ironisnya jadi sorotan  terkati keputusan-keputusan kotroversial yang muncul, sampai harus mengimpor beberapa wasit dari Jepang.

Setelah pernyataan itu, PSSI lalu membentuk Satgas Anti Mafia yang sifatnya independen, kolaborasi antara PSSI dengan individu-individu profesional. Pembentukan ini disampaikan Erick dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, 20 September 2023.  

Berselang seminggu kemudian, Satgas Anti Mafia Bola Polri menetapkan 6 tersangka match fixing yang terlibat dalam pertandingan pada November 2018.

Mereka terdiri dari wasit yang terlibat dalam pertandingan itu, yakni M selaku wasit utama, E selaku asisten wasit satu, R selaku asisten wasit dua, dan A selaku wasit cadangan.

Dua tersangka lainnya merupakan perantara klub dengan wasit berinisial K dan kurir pengantar uang berinisial A.

"Dari pemantauan itu terdapat wasit yang terindikasi melakukan atau terlibat dalam match fixing pada pertandingan Liga 2 antara Klub 'x' melawan Klub 'y' pada November 2018," ujar Kepala Satgas Anti Mafia Bola, Irjen Asep Edi Suheri dalam konferensi pers, 17 September 2023.

Dalam penjelasan berikutnya di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, 12 Oktober 2023, Asep menjelaskan, dari 8 pertandingan Klub Y hanya sekali saja kalah.

"Sampai saat ini terdata kurang lebih sekitar Rp800 juta (uang suap), kalau pengakuan klub mungkin bisa Rp1 miliar lebih. Tapi yang terdata sesuai fakta yang kita dapat ada Rp 800 juta," ujar jenderal bintang dua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun