Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bhayangkara FC Dalam Presisi dan Juru Kunci

5 Desember 2023   04:54 Diperbarui: 6 Desember 2023   01:07 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhayangkara FC vs PSIS Semarang di Stadion Patriot Candra Bhaga, Bekasi, 2 November 2023 (Foto : Antara)

Hasil imbang 2-2 menjadi hasil akhir laga Bhayangkara FC (BFC) menghadapi Persikabo 1973 di pekan ke-21 Liga 1 2023/2024, Minggu, 3 Desember 2023. Hasil ini tak mengubah klasemen sementara, keduanya masih terbenam di jurang degradasi.

Menariknya, kedua tim itu terkait dengan lembaga militer. BFC didirikan oleh kepolisian, sedangkan Persikabo terkait TNI AD (dulunya Bernama PS TNI lalu berganti nama menjadi TIRA Persikabo.

BFC menghuni dasar klasemen sementara dengan 21 laga dan perolehan 11 poin. Di atasnya, di posisi 17 Persikabo dengan jumlah laga yang sama dengan raupan 15 poin.

Di atas kedua tim, dihuni Arema FC dengan 20 laga dan 18 poin. Singo Edan adalah juara Indonesia Super League 2009/2010 itu belum 100 persen bangkit sejak insiden Tragedi Kanjuruhan pada musim lalu.

Ini menjadi periode buruk bagi BFC. Sebab, sejak kompetisi elit sepak bola Indonesia berubah nama menjadi Liga 1, Bhayangkara FC tidak pernah terlempar dari lima besar klasemen akhir.

Keterpurukan BFC saat ini disinyalir adanya persoalan internal. Penetapan Emral Abus sebagai pelatih kepala yang perannya hanya bayangan, disebut-sebut sebagai faktor penyebab lainnya.

Radja Nainggolan saat diperkenalkan sebagai pemain baru Bhayangkara FC (Foto : Ilham Sigit/MPI)
Radja Nainggolan saat diperkenalkan sebagai pemain baru Bhayangkara FC (Foto : Ilham Sigit/MPI)

Presisi

Kompetisi musim ini memang memunculkan kejutan. Tak ada yang menduga BFC yang juara Gojek Liga 1 tahun 2017 kini jadi penghuni dasar klasemen sementara, dan berpotensi terdegradasi ke Liga 2 tahun depan.

Raihan 11 poin dari 21 laga sungguh jauh dengan yang didapat pada tahun 2017, ketika menjadi juara dengan 60 poin yang saat itu tak terkejar oleh klub lain.

Klub milik kepolisian ini mengawali kiprahnya sebelum kick off Liga 1 2023/2034 dengan pergantian nama menjadi Bhayangkara Presisi Indonesia FC.

Hal yang sebenarnya tidak mengherankan soal ganti nama, karena sebelumnya sudah melakukannya sebanyak tiga kali.

Sejak berdiri pada 8 September 2016, Bhayangkara yang merupakan sebutan pangkat golongan tamtama dalam kepolisian di bawah bintara, tim itu bernama Bhayangkara Surabaya. Lalu berubah menjadi Bhayangkara Solo FC dan Bhayangkara FC sebagai nama klub.

"Kata Presisi dalam nama klub menjadi representasi semangat Polri dan kata Indonesia ditujukan untuk memperluas basis suporter," ujar Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara, Sumardji, Juni 2023.

Alasan lain dari pergantian itu, Bhayangkara ingin memperluas jangkauan supporter di seluruh Indonesia.

"Presisi" sendiri merupakan slogan dari Polri, kepanjangan dari "Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan."

Tak hanya berganti nama, klub dengan julukan The Guardians ini juga punya catatan berganti-ganti pelatih. Widodo C Putra yang menukangi Bhayangkara FC menjadi korban pertamanya, digantikan oleh Agus Sugeng Riyanto, lalu Emral Abus.

Hingga akhirnya pada akhir September 2023 lalu pelatih berpengalaman, Mario Gomez ditunjuk untuk menjadi juru taktik tim, dan diyakini mampu membawa Bhayangkara FC lolos dari jurang degradasi.

Hasil memalukan yang dicapai klub tak hanya membuat Bharamania, supporter Bhayangkara, tapi juga para petinggi kepolisian.

Pencapaian buruk yang jelas menunjukkan klub itu belum mampu menyandang nama "Presisi", kata yang mengandung makna ketepatan, ketelitian, dan kesempurnaan.

Seperti halnya seorang dokter membutuhkan presisi dalam menentukan diagnosis dan prosedur media. Sekecil apapun kesalahan akan memiliki dampak besar pada pasiennya.

Ketepatan terkait dengan penyusunan rencana klub yang realistis, target yang diinginkan, dievaluasi untuk perubahan lebih baik. Hasil kerja manajemen, pelatih dan pemain yang akan menentukan.

Sedangkan ketelitian bisa dalam pemilihan pelatih, pemain dan sumber daya manusia lainnya. Skill dan pengalaman seseorang akan mewarnai dan mempengaruhi perjalanan klub.

Masih ada klub yang mengaku professional, seperti halnya mereka berkompetisi di liga yang professional, namun dalam praktiknya masih menggunakan pola manajemen konvensional.

Beban klub bisa bertambah jika kelompok supporter berubah, kaki mereka tak lagi "sebatas tribun", tapi juga melangkah menjadi bagian dari manajemen. Mereka akan menjadi lebih posesif, tidak lagi membedakan batas-batas yang ada.

Sebagai klub yang masih memperbesar supporter, hal itu bisa dicermati oleh Bhayangkara FC agar sinergi manajemen klub dan supporter bisa berjalan lebih positif.

"Kesempurnaan" bisa mengacu pada hasil maksimal dari target yang ditentukan. Seperti saat Bhayangkara FC menginjakkan kaki di Liga 1 2017 dengan target masuk lima besar. Mereka malah secara mengejutkan menjadi juara untuk pertama kalinya.

Kini, dengan segala upaya BFC menggeliat untuk lolos dari dasar klasemen. Bahkan mendatangkan Radja Nainggolan, mantan pemain Inter Milan dan AS Roma, meski belum tampil saat bermain imbang dengan Persikabo 1973.

Bhayangkara FC vs PSIS Semarang di Stadion Patriot Candra Bhaga, Bekasi, 2 November 2023 (Foto : Antara)
Bhayangkara FC vs PSIS Semarang di Stadion Patriot Candra Bhaga, Bekasi, 2 November 2023 (Foto : Antara)
Sebelumnya, di tengah musim dan dibukanya jendela transfer, The Guardians melakukan gerak cepat dan telah mendapatkan sembilan pemain baru, termasuk Osvaldo Haay, Rendika Rama, dan Witan Sulaeman.

Enam nama lain yang merapat ke Bhayangkara FC adalah George Blackwood, Zulhafmi Arifin, Marcelo Herrera, Arif Satria, Mochammad Fisabillah, dan Putu Gede,

Meski saat ini Radja sudah berusia 35 tahun, namun pengalamannya di Serie A bakal membawa impak yang luar biasa bagi sepak bola Indonesia umumnya, dan Bhayangkara FC pada khususnya.

Radja juga tentu tak ingin tampil hanya beberapa bulan saja, di sisa kompetisi Liga 1 2023/2024, dengan klub yang dibelanya terdegradasi. Apalagi ia tertarik bermain di Indonesia, dan kontrak dengan Bhayangkara FC punya opsi diperpanjang.

Ia percaya bahwa Bhayangkara punya kesempatan untul bertahan di Liga 1.

"Saya yakin dengan proyek tim dan perubahan yang akan terjadi, Bhayangkara bisa bertahan di Liga 1," ungkap Radja.

Sedangkan COO Bhayangkara FC, Sumardji, berharap kehadiran Radja menumbuhkan suasana positif sehingga tim bisa bermain lebih bagus dan bertahan di Liga 1.

"Pada sisa musim Liga 1 2023-2024, kami berusaha memperbaiki posisi di klasemen. Bhayangkara FC sangat kesulitan untuk lepas dari zona merah pada putaran pertama," kata Sumardji.

Banyak yang dipertaruhkan oleh Bhayangkara FC di musim ini. Tak semata modal operasional, lebih dari itu adalah gengsi.

Kesungguhan lepas dari jerat degradasi, melakukan perubahan manajemen dan tim menjadi modal besar bagi Bhayangkara FC untuk bisa tengadah di akhir kompetisi. Meski tak bisa masuk lima besar seperti biasanya, setidaknya mereka mendapat pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik.

Selamat berjuang, The Guardians. *** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun