Klub milik kepolisian ini mengawali kiprahnya sebelum kick off Liga 1 2023/2034 dengan pergantian nama menjadi Bhayangkara Presisi Indonesia FC.
Hal yang sebenarnya tidak mengherankan soal ganti nama, karena sebelumnya sudah melakukannya sebanyak tiga kali.
Sejak berdiri pada 8 September 2016, Bhayangkara yang merupakan sebutan pangkat golongan tamtama dalam kepolisian di bawah bintara, tim itu bernama Bhayangkara Surabaya. Lalu berubah menjadi Bhayangkara Solo FC dan Bhayangkara FC sebagai nama klub.
"Kata Presisi dalam nama klub menjadi representasi semangat Polri dan kata Indonesia ditujukan untuk memperluas basis suporter," ujar Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara, Sumardji, Juni 2023.
Alasan lain dari pergantian itu, Bhayangkara ingin memperluas jangkauan supporter di seluruh Indonesia.
"Presisi" sendiri merupakan slogan dari Polri, kepanjangan dari "Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan."
Tak hanya berganti nama, klub dengan julukan The Guardians ini juga punya catatan berganti-ganti pelatih. Widodo C Putra yang menukangi Bhayangkara FC menjadi korban pertamanya, digantikan oleh Agus Sugeng Riyanto, lalu Emral Abus.
Hingga akhirnya pada akhir September 2023 lalu pelatih berpengalaman, Mario Gomez ditunjuk untuk menjadi juru taktik tim, dan diyakini mampu membawa Bhayangkara FC lolos dari jurang degradasi.
Hasil memalukan yang dicapai klub tak hanya membuat Bharamania, supporter Bhayangkara, tapi juga para petinggi kepolisian.
Pencapaian buruk yang jelas menunjukkan klub itu belum mampu menyandang nama "Presisi", kata yang mengandung makna ketepatan, ketelitian, dan kesempurnaan.
Seperti halnya seorang dokter membutuhkan presisi dalam menentukan diagnosis dan prosedur media. Sekecil apapun kesalahan akan memiliki dampak besar pada pasiennya.