Cristian Gonzales kembali lagi ke Yogyakarta, kota yang disukai keluarganya ketika pada 2018 memperkuat PSS Sleman, yang diantarnya ke Liga 1. Sebanyak 15 gol dicetaknya untuk PSS Sleman selama musim Liga 2 2018.Â
Kini ia Kembali untuk memperkuat PSIM Yogyakarta, klub yang juga dibelanya pada 2019-2020 dengan persembahan 9 gol. Kemudian ia dikontrak RANS Nusantara FC saat masih berkiprah.di Liga 2, yang juga diantarnya naik ke Liga 1.Â
Kembalinya 'El Loco', julukannya, ke Yogyakarta diumumkan oleh Laskar Mataram lewat akun resmi Instagramnya, 9 September 2022, sehari setelah RANS menyampaikan striker naturalisasi pertama itu. Kedatangan suami Eva Gonzales itu terbilang kejutan di penghujung jendela transfer. Namun dinilai tepat di tengah mandulnya striker yang dimiliki PSIM. Segudang pengalaman yang dimiliki Cristian Gonzales diharapkan bisa menjadi solusi tumpulnya lini depan Laskar Mataram sejauh ini. Beberapa penyerang PSIM seperti Johan Yoga Utama, Serdy Ephyfano, Ken Noveryan Achbar dan Diego Banowo belum bisa be
rkontribusi banyak bagi terciptanya gol. Bergabung dengan PSIM juga mempertemukan Gonzales dengan tandemnya, Rifal Astori. Keduanya sukses mengantarkan PSS Sleman pada 2018 untuk promosi ke Liga 1.Â
Belum diketahui apa alasan sebenarnya El Loco dilepas oleh RANS. Apakah klub berjuluk The Phoenix itu punya stok lebih penyerang?.Â
Selain Gonzales, RANS punya Wander Luiz, Septian Bagaskara dan Jujun Junaedi di lini depan. Wander Luiz (sebelumnya di PSS Sleman) dan Septian Bagaskara (Persik Kediri) bergabung dengan RANS saat klub milik Raffai Ahmad ini berhasil melaju ke Liga 1. Sedangkan Gonzales dan Jujun bergabung saat RANS masih di Liga 2.Â
Dari segi pengalaman dan ketenaran, jelas Gonzales jauh lebih unggul dibandingkan tiga penyerang RANS lainnya. Pemain kelahiran Montevideo, Uruguay, itu sempat menjadi andalan Timnas Indonesia di era 2010-an. Dia telah mencatatkan 23 penampilan bersama Timnas Indonesia dengan koleksi 13 gol. Cristian Gonzales terkenal produktif dalam mencetak gol.Â
Hebatnya, dia telah meraih empat gelar top skor di Liga Indonesia. Ia pernah mencetak 32 gol dalam semusim di Liga Indonesia 2007-2008. Sang striker telah malang-melintang membela klub-klub top Tanah Air. Dia pernah bermain untuk PSM Makassar, Persib bandung, PSS Sleman, Madura United hingga Arema FC.Â
Saat membantu RANS di Liga 2, Gonzales mampu mencetak 7 gol dan 4 assist dari total 13 penampilan. Berkat catatan tersebut, penyerang kelahiran Montevideo, Uruguay ini menjadi runner up top scorer Liga 2 musim lalu dibawah Beto Goncalves (11 Gol).Â
CadanganÂ
Meski kemampuan dan instingnya sebagai predator gol tak berubah, anehnya Gonzales tak pernah diturunkan oleh pelatih RANS, Rahmad Darmawan selama delapan pekan berjalannya BRI Liga 1 2022/2023. Namanya hanya dua kali masuk Daftar Susunan Pemain sebagai cadangan.Â
Saat ini RANS menempati posisi ke-15 klasemen sementara per 11 September 2022 dengan raihan kalah 5 kali, seri 3 dan hanya sekali menang. Jumlah gol adalah memasukkan 13 gol, kemasukan 20 gol (minus 7).Â
Sekelas Gonzales yang dikenal sebagai pemain dengan disiplin tinggi, kondisi itu jelas merupakan beban. Pemain tentu butuh turun ke lapangan untuk membuktikan kapasitasnya, membuktikan ia masih punya taring tajam. Gonzales perlu kesempatan untuk menunjukkan ia masih ganas, seperti makna julukan El Loco.Â
Fisiknya tetap terjaga. Finishing-nya tak diragukan lagi, terbukti dengan 7 gol dan 4 assist saat membela RANS di Liga 2 2021.Â
Faktor usia, tentu jika berbicara angka tak akan bisa dicegah oleh siapapun. Namun setidaknya separuh main Gonzales tetap berbahaya. Dibutuhkan tak hanya satu pemain untuk menjaganya jika terjadi serangan di dekat area penalti.Â
Pelatih RANS, Rahmad Darmawan pada 10 September 2022, menyatakan dilepasnya El Loco bukan karena usianya. "Saya selalu tidak pernah menilai seorang pemain dari usia. Catat. Bahkan ketika saya masuk RANS Nusantara FC pertama kali, Gonzales menjadi andalan saya," ujarnya saat sesi jumpa pers usai laga kontra Persik Kediri, di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (10/9) malam WIB.Â
Coach RD, sapaat akrabnya, mengisyaratkan bahwa Gonzales kalah bersaing dengan penyerang lainnya di RANS. "Yang sebelumnya dia tidak pernah main, saya pasang dia reguler karena kebetulan waktu itu juga striker kita cedera." Ia menyebut soal pemain yang siap, yang dilihat di dalam latihan, yang dibuat suatu kompetisi antar pemain.Â
Skema
Apakah diartikan Gonzales kalah dalam persaingan saat latihan? Atau memang tidak masuk dalam skema permainan yang diinginkan coach RD?.Â
Memang soal pemilihan pemain yang diturunkan dalam suatu laga adalah kewenangan pelatih. Bicara soal skema, Gonzales sudah pasti mengalami berbagai skema permain dengan pengalamannya di beberapa klub dan pelatih yang berbeda-beda.Â
Hal itu perlu dijelaskan kepada supporter RANS, apakah sekaliber Gonzales yang dikenal dengan sikap profesionalitasnya tidak menunjukkan kelasnya dalam latihan?. Jika memang tidak masuk dalam skema pelatih, semestinya RANS mengambil sikap tegas dengan mencoret Namanya dan menawarkan ke klub lain dalam jendela transfer Liga 1.Â
Sikap itu pada satu sisi mengurangi beban finansial RANS sendiri untuk membayar gaji dan fasilitas yang didapat sang pemain. Pada sisi lain memberi peluang bagi pemain untuk tetap bermain karena itu memang tugasnya dan kepuasan bathin.Â
Soal jam bermain yang diinginkan Gonzales tak memerlukan pembuktian lagi. Catatan pengalamannya sebagai pemain sebelum dan sesudah naturalisasi sudah merupakan bukti sahih yang tak terbantahkan.Â
Rasanya kepindahan ke PSIM Yogyakarta dengan status pinjaman tak lain ingin membuktikan bahwa Gonzales belumlah habis. Ia tetap El Loco yang buas, tak peduli itu dibuktikan di Liga 2 atau Liga 1.Â
Pemain legenda ini punya waktu dan medan untuk menunjukkan bahwa RANS Nusantara FC yang rugi dengan membuangnya ke PSIM. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H