Persik Kediri vs Bali United.
Semestinya laga penutup di pekan ke-14 BRI Liga 1 2021/2022, 31 Maret 2022 menjadi ajang yang istimewa bagi 8 tim yang berlaga. Mereka adalah Persija Jakarta vs PSS Sleman , Persita Tangerang vs Persipura Jayapura, PS Barito Putera vs Persib Bandung danPartai Persik vs Bali United berlangsung pada pukul 20.00, sekaligus menjadi partai penutup kompetisi dan pengukuhan Bali United sebagai juara Liga 1 2021/2022. Tentu perayaan sudah disiapkan, banyak pejabat yang hadir dan piala diserahkan.
Sedangkan tiga partai lainnya menjadi penentuan siapa salah satu dari tiga tim yang akan mengucapkan selamat tinggal Liga 1. Apakah Persipura Jayapura, PSS Sleman ataukah Barito Putera yang akan menemani Persiraja Banda Aceh dan Persela Lamongan ke Liga 2?.
Begitu menegangkan Liga 1 kali ini di papan bawah, menanti siapa klub yang terdegradasi.
Ketegangan itu terasa sedikit cair dengan drama yang mengiringi perjalanan waktu saat Gubernur Bali, Wayan Koster, Senin (28/3/2022) mengumumkan pertandingan Persik Kediri vs Bali United akan berlangsung di stadion Kapaten I Wayan Dipta, Gianyar yang merupakan kandang Bali United.
Tak hanya itu yang disampaikan oleh gubernur dari PDIP yang didampingi oleh Pieter Tanuri, pemilik Bali United. Laga itu juga bisa dihadiri oleh penonton, gratis pula. Diperkirakan ada 15.000 penonton atau 75% dari kapasitas stadion.
Koster juga menjelaskan, ada dua alasan atas keputusan tersebut yakni Bali sudah PPKM Level II dan sebagai apresiasi kepada Bali United yang sudah mengunci gelar juara BRI Liga 1 2021-2022.
Kalau memang mau memberikan apresiasi kenapa tidak dalam bentuk lain seperti mengadakan laga eksebisi setelah berakhirnya kompetisi. Mau diadakan di Stadion Wayan Dipta atau Gelora Bung Karno (GBK) tak jadi masalah.
"Saya sudah bicara dengan ketua PSSI [Mochamad Iriawan], karena tidak lagi menentukan posisi juara, maka dimungkinkan tempat pertandingannya di Stadion Wayan Dipta. Selain mengupayakan tempat, saya berupaya untuk memberikan kesempatan kepada para penonton melihat pertandingan ini," jelas Koster yang politisi PDIP.
Sontak saja pernyataan itu membikin heboh dunia persepakbolaan Indonesia. Tak kalah hebohnya dengan keputusan kontroversial perangkat pertandingan di beberapa laga Liga 3. Tentu juga tak bisa dilupakan peragaan kungfu dan tinju di beberapa laga lainnya, masih di Liga 3.
Entah apa yang membuat seorang gubernur melakukan blunder seperti itu. Apakah mencari panggung politik memanfaatkan Bali United yang mencetak prestasi mengesankan di musim ini?.