Target menyapu bersih dua partai tersisa juga ditambah dengan harapan tiga klub lainnya tergelincir menghadapi lawan-lawannya.
Namun tak hanya sekali ini saja Persipura berada dalam situasi yang kritis, satu kaki sudah di jurang degradasi. Di Liga Indonesia (Ligina) V musim 1998/1999 dan Ligina 2004 Persipura mengalami situasi terpuruk, berada di papan bawah. Kedua era itu mampu dilalui.
Hal serupa juga terjadi pada 2019, Mutiara Hitam mampu keluar dari krisis. Pernah terpuruk sampai posisi ke-16 di pekan keenam, klub dengan jersey hitam merah itu akhirnya berhasil menembus tiga besar klasemen akhir.Â
Mutiara Hitam akan mampu melakui terjalnya jalanan yang ada. Mereka telah menunjukkan keteguhan hatinya usai menerima hukuman dari Komisi Disiplin yang berlanjut ke Komisi Banding. Persipura mendapat hukuman kalah WO saat tidak datang menghadapi Madura United, pengurangan 3 poin dan denda Rp 250 Juta.
Di sisa dua laga yang sangat menentukan keberlangsungan Persipura di Liga 1, tentu rintangan makin kuat. Seperti perangkat pertandingan yang sempat dikeluhkan oleh Persipura ke PSSI. Sesuatu yang juga dialami tim-tim lain.
Keluhan itu, konon disampaikan usai pertandingan menghadapi PSS Sleman. Banyak keputusan yang dinilai menguntungkan untuk menyelamatkan klub itu, dan membuat Persipura agar degradasi.
Namun protes itu tentu tidak perlu jadi patokan atau harapan agar PSSI mengambil keputusan. Publik pun tahu apa yang terjadi, tak hanya di Liga 1 tapi juga Liga 3 yang sarat dengan pertunjukan kungfu dan tinju.
Kualitas perangkat pertandingan ini jadi pekerjaan rumah tersendiri bagi PSSI untuk musim kompetisi mendatang. Buruknya kualitas perangkat pertandingan akan membuat kualitas kompetisi menurun.
Saatnya Persipura tetap tegar, fokus dan nggetih untuk menatap laga sisa menghadapi PSIS Semarang dan Persita Tangerang, dua tim yang sudah aman posisinya di papan tengah. Secara teknis bisa dikatakan imbang.
Tim Mahesa Jenar dan Pendekar Cisadane yang secara psikologis sudah nyaman itu bisa "menolong" Persipura yang butuh keajaiban untuk tetap bertahan di Liga 1.
Selain itu, kekuatan lain yang menopang Persipura adalah doa.