Sebuah percobaan perlu dilakukan dengan membuka youtube, lalu mengetikkan Neo Jibles. Pilih lagu "Pak Tani" atau "Pak Guru". Jangan dilihat videonya, fokus pada lagunya. Akan terdengar Murry membawakan lagu itu, lengkap dengan ketukan drumnya yang khas.
Dalam komentar di lagu itu, bisa dibaca tercengangnya banyak orang akan kemiripan yang ada dari sang drummer, Muhammad Rizal dengan Murry. "Bikin merinding," kata seorang penggemar Koes Plus.
Jika mendengarkan lagu lainnya, komentar yang sama tentang juga bermunculan. Vokalis grup itu Ario Yudha dinilai punya suara mirip Yon Koeswoyo. Begitu juga permainan musiknya. Ketukan jemari Taufik Eko Hidayanto di keyboard dan dentuman bass dari Ricky Eka Atmaja.
Tak sekedar menjadi sama persis tapi juga dibutuhkan kerendahan hati. Itu yang ada pada Neo Jibles, yang dinilai paling mirip bahkan dianggap reinkarnasi Koes Plus, grup legendaris dengan penggemar lintas generasi.
Nama Tony Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Murry akan selalu dikenang sebagai maestro musik. Mereka menciptakan dan membawakan lagu-lagu yang tak sekedar tentang cinta atau romantisme, tapi lebih dari itu juga tentang nasionalisme, kebhinekaan, keragaman. Serial lagu "Nusantara' misalnya, tak ada yang menyamainya. Belum lagi lagu-lagu lainnya yang sudah menjadi abadi.
Ya, siapa yang tak kenal Koes Plus. Meski saat ini tinggal Yok Koeswoyo, Â pemain bass yang juga menjadi duet Yon Koeswoyo, namun penggemar Koes Plus tak surut. Anak-anak muda menyanyikan lagu-lagu Koes Plus lewat grup-grup yang dibentuk sebagai band pelestarinya.
![Foto: Dok.Neo Jibles](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/22/nj-1-5ef00291d541df1e6f6c2dc7.jpeg?t=o&v=770)
"Secara umum bisa diartikan Neo Jibles adalah anak-anak muda yang berusaha semirip mungkin melestarikan lagu-lagu Koes Bersaudara dan Koes Plus," jelas Aryo yang mengaku baru hafal 100-an lagu Koes Plus.
Kejiblesan grup asal Pacitan, Jawa Timur ini tak pelak mengundang kagum para penggemar Koes Plus. Dari cengkok, permainan, hingga penampilan dinilai mirip sekali dengan band  legendaris Indonesia itu.
"Masih jauhlah, mas jika dibilang mirip sekali Koes Plus. Kami masih banyak kekurangan, makanya tidak menyangka justeru dianggap seperti itu," kata Taufik merendah.
Menurut Taufik, tantangan membawakan lagu-lagu Koes Plus tak hanya pada penampilan personilnya tapi juga bagaimana bisa menghadirkan sound retro khas 1960--1970.