Ia pendiam. Tak banyak yang tahu ia sebenarnya ramah dan rendah hati. Saat pertama kali bertemu pada 1 Maret 2019, tak banyak yang ia ucapkan saat diajak berbicara.
Maklum saja, bahasa Inggrisnya kurang lancar. Beda dengan Alfonso de la Cruz atau Yevhen Bokhasvili, dua pemain asing lainnya. Saat itu Batata belum tiba di Yogyakarta.
Kini, Brian Ferreira (nama lengkapnya) sudah cukup lancar berbahasa Inggris, baik saat ngobrol di WhatssApp atau ketemu langsung. Ia juga dikenal sebagai pemain yang ramah, seperti tiga pemain asing PS Sleman lainnya.
Dalam laga pembuka Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, 15 Mei 2019 ia menjadi pencetak gol pertama . Gol itu dicetaknya secara spektakuler. Di menit kedua.
Berawal dari tendangan sudut di sisi kanan pertahanan Arema FC, Briran yang tidak dikawal tanpa ampun menghunjamkan tendangan keras ke arah gawang dan gol. Dalam laga itu PSS menang 3-1.
Kini, eks gelandang River Plate, Velez Sarsfield, Olimpo, dan Independiente itu sudah menjelma jadi nyawa lini tengah Super Elang Jawa.Â
Pemain bernomer punggung 32 itu sering terlihat egois sangat menguasai bola, sesuatu yang membuat penonton gemas. Namun, itu semua  jadi sesuatu yang kini dirindukan dari Brian.
Ya, Brian harus menepi hingga kompetisi berakhir akhir Desember nanti. Benturan keras saat PSS menjamu Persija, 24 Oktobere 2019 lalu, jadi penyebabnya. Benturan yang menimbulkan cedera parahh. Hasil pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI), ulu hati eks pemain Johor Darul Ta'zim itu sobek tiga sentimeter sehingga harus menjalani terapi panjang, yang membuatnya absen hingga akhir musim.Â
"Ya, saya akan beristirahat dan recovery di Argentina. Saya pulang tanggal 16 ini," kata Brian saat kami bertemu usai laga PSS menjamu Bali United, 6 November 2019.Â
Di media sosial, suporter PSS bersuara sama : mengharapkan kesembuhan bagi Brian, memintanya kembali memperkuat Super Elang Jawa musim depan.Â