Harapan Joko Driyono yang baru ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI untuk bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) terwujud. Menpora mengundang  PSSI Rabu, 21 Februari 2018 di kantornya untuk membahas beberapa hal seperti cutinya Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dan persiapan Asian Games.
Pertemuan besok itu merupakan yang kedua kalinya antara Menpora dan PSSI. Sebelumya, terjadi pertemuan pada 16 Oktober 2017 yang membahas kondisi pesepakbolaan nasional.
Setelah itu, Menpora juga sempat mengirimkan surat tertanggal 9 November 2017 kepada PSSI terkait sejumlah kasus yang terjadi di Liga 1 dan Liga 2. "Sangat disayangkan banyak kontroversi yang sesungguhnya tidak perlu terjadi dan atau dapat diminimalisasi, mengingat harapan Pemerintah, FIFA, AFC dan masyarakat umum demikian tingginya pada Pengurus PSSI saat ini," tulis Imam dalam surat tersebut.
Seusai rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI, 18 Februari 2018 lalu yang memutuskan penunjukan dirinya sebagai Plt Ketua Umum, Jokdri (panggilan Joko Driyono) mengatakan PSSI ingin beraudiensi dengan Menpora. Tak hanya karena Ketum PSSI cuti tapi juga adanya dukungan pemerintah yang cukup luar biasa.
Soal pernyataan Menpora tentang cutinya Ketum PSSI "Cuti kok dalam suasana perang", Jokdri menanggapinya dengan bijak. "Komentar Menpora itu menginspirasi kita semua betapa pentingnya 2018 dan itu jadi perhatian bersama," ujarnya.
Cutinya Ketum PSSI yang mengundang banyak komentar miring itu pada sisi lain memberikan suatu tantangan tersendiri bagi PSSI di bawah komando Jokdri saat ini. Penunjukan pria berkacamata kelahiran Ngawi, Jawa Timur yang bertugas sebagai Plt Ketum PSSI hingga 30 Juni 2018 sangatlah tepat.
Tak hanya sesuai Statuta PSSI soal penggantian Ketum yang berhalangan, tapi juga Jokdri memiliki bekal lebih dari cukup untuk menjalankan tugasnya. Ia tak hanya orang bola yang pernah menjadi pemain dan manajer klub tapi juga kenyang pengalaman di dunia organisasi sebagai CEO PT Liga Indonesia (operator Indonesia Super League) dan Sekjen PSSI.
Meski demikian, tidaklah ringan tugas Jokdri selama 4 bulan lebih ini. PSSI tak hanya memikul beban banyak even di tahun 2018, termasuk Asian Games yang mematok target masuk 4 besar, tapi juga berbagai hal lain di luar itu.
Soal cuti Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI karena kepentingan pribadinya maju sebagai calon gubernur Sumatra Utara misalnya. PSSI sudah mengambil sikap yang tepat, memberi pernyataan yang normatif dan lebih banyak diam ketimbang bereaksi.
Beberapa pernyataan Edy Rahmayadi sendiri yang blunder sudah merupakan beban tersendiri bagi PSSI. Jika PSSI menanggapi pernyataan Ketum-nya yang kadang nyeleneh itu, jelas menguras energi, lebih baik dipakai untuk berkonsentrasi pada program yang ada.
Bertemu Menpora merupakan kesempatan bagi PSSI untuk menjelaskan akan kondisi organisasi saat ini yang berjalan normal, lebih konsentrasi dan terkoordinasi. Soal ini yang kurang tampak di permukaan selama ini.