Mohon tunggu...
johannes simorangkir
johannes simorangkir Mohon Tunggu... Mahasiswa PPG Prajabatan

hay teman-teman perkenalkan nama saya Johannes Simorangkir, S.Pd, saya alumni dari Universitas HKBP Nommensen Pematang Siantar Tahu 2022 dan saya bekerja tahun 2023 dan saya kembali kuliah PPG di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan sekarang masih berjalan Hobi Saya Memasak dan Bernyanyi, dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Rakyat Asal Muasal Batu Menangis

16 September 2024   18:47 Diperbarui: 16 September 2024   19:16 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dahulu kala di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman hiduplah seorang ibu petani dan bersama anak perempuannya, setiap hari sang ibu selalu bekerja keras untuk menghidupi anak semata wayangnya dengan menanam sayur dan dijual ke pasar. Dikarenakan suami telah tiada, anak perempuannya tumbuh menjadi gadis dewasa dengan paras yang sangat cantik, walaupun cantik sifat dan perilaku jauh dari kata baik, dia sangat pemalas dan manja dia tidak pernah membantu ibunya dia hanya menghabiskan waktunya setiap hari bercermin, selain itu dia suka membentak ibunya jika tidak diberikan uang, jika ibu tidak memberikan uang putrinya langsung merampas dari ibunya.

Hingga suatu hari sisirnya patah dan dia mencari ibunya untuk meminta uang dan membelikan yang baru dan dia juga meminta perhiasan kepada ibunya, karena ibunya tidak mempunyai uang dia hanya bisa memberikan sisir namun putri semata wayangnya marah dan diam kepada ibunya dia juga mengancam jika ibu tidak membeli perhiasan aku harus pergi dari rumah, ibunya pun sedih, putrinya pun kembali kerumah dan memberantakkan semua isi rumah. setelah itu ibu pun kembali kerumah dan melihat anaknya yang marah dan semua perkakas dirumah berantakan dan ibu menangis melihat perilaku putrinya yang sangat jahat pada ibunya. Akhirnya si ibupun mengambil uang yang disembunyikan selama ini dan dia ingin memberikan kepada putrinya, pada saat pagi ibu menemui putrinya dan berkata hari ini  kita kepasar untuk membeli sisir dan perhiasan kamu tapi ibu juga mau menjual sayur dan buah-buahan nanti sang putripun sangat senang dan memeluk ibunya, ibunya juga sangat bahagia, namun pada saat di perjalanan sang putri tidak mau membantu ibunya untuk membawa gerobak, tetapi sang putri kesayang ibu meminta untuk naik kegerobak yang dibawa oleh ibu, ibupun menuruti kemauan anak semata wayangnya itu. Pada saat ditengah perjalanan sang putri meminta turun karena pasar sudah mulai dekat, dan sang putri juga berkata ibu harus jaga jarak dengan aku, lalu sang putri juga meminta uang secara paksa kepada ibu dan berkata biar aku saja yang membeli sang putri sangat malu melihat penampilan ibunya yang sangat lusuh dan tua. Setelah sampai di pasar sang putri memilih-milih perhiasan untuk ia beli, setelah ia lihat dia suka dan dia membeli perhiasan itu dan membeli sisir juga. 

Pada saat di pasar sesorang bertanya kepada sang putri apakah dia ibu lalu sang putri menjawab dia bukan ibuku, lalu sang ibu sedih, pada saat mau pulang sang putri terjatuh karena berpapasan dengan seseorang pria pada saat mau dibantu dia marah dan berkata saya jijik di sentuh oleh kamu katanya pada pemuda itu dan bahkan sang putri juga menghina pemuda tersebut, pada saat ibunya mendekat sang putri menunjukkan muka yang marah kepada ibu dan ibunya pun mundur dan pergi. Akhirnya sang putri dan ibu melanjutkan perjalanan pulang dan mereka berjauh-jauhan untuk berjalan, pada saat di tengah perjalanan sang putri bertemu dengan 3 pemuda mereka berkenalan, sipemuda memuji sang putri karena parasnya sangat cantik lalu sang putri menjawab tentu saja saya cantik karena saya merawat kulitku dengan baik, setelah itu ibu merasa cemas melihat putrinya karena takut di ganggu oleh pemuda itu, lalu ibu berbicara siapa mereka nak, lalu pemuda itu bertanya apakah dia ibu, lalu sang putri menjawab dia bukan ibu, ibu ku itu cantik sedangkan dia tua dan jelek lalu sang putri juga berkata dia bukan siapa-siapaku, dia hanya pembantu dirumah ku dan menemaniku untuk belanja. Sang ibu sangat sedih dan murka terhadap perilaku sang putrinya yang sangat jahat, dengan perasaan yang sedih dan hancur sang menangis terisak-isak, namun sang putri hanya tertawa melihat ibu, karena ibu tidak kuat melihat sikap sang putri kepada ibunya, akhirnya ibupun berlutut dan berdoa kepada Tuhan untuk menghukum sang putri karena ibu tidak kuat menahan derita yang diperbuat oleh putrinya dan sang ibu juga meminta doa agar anak semata wayangnya di hukum dengan semestinya dan ibu juga memohon kepada Tuhan, seketika langit gelap dan petir mulai bergemuru ketiga pemuda tersebut lari karena takut kehujanan namun pada saat di perjalanan petir menyambar pohon dan mereka bertiga tertimba kayu besar dan merekapun mati. Tidak lama kemudian tubuh sang putri terasa kaku dan dia memanggil ibu namun ibunya tidak menjawab dan seketika tubuhnya putri berubah menjadi batu dan dia memohon ampun kepada ibunya karena ia merasa menyesal atas perbuatan yang dia lakukan selama ini sang putri pun menangis dan meminta maaf namun sudah terlambat karena penyesalan selalu datang terlambat seketika batu itupun berbentuk seorang manusia dan batu tersebut menangis dan mengeluarkan air mata sebab itu dinamakanla batu menangis, sekian dan terimahkasih

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun