Sejarah bulu tangkis dunia pertama kali dimainkan dengan menggunakan raket ini telah berkembang sekitar dua ratus tahun yang lalu, tepatnya di Mesir Kuno. Sebelumnya diketahui bahwa permainan ini mulanya dimainkan oleh orang Tionghoa yang dinamakan Jianzi.
Namun zaman pertengahan di Inggris, badminton ini dimainkan oleh anak-anak yang kemudian dikenal dengan sebutan shuttlecock atau battledores. Pada saat memainkannya, anak-anak menggunakan tongkat atau dayung untuk melakukan permainan tersebut. Dan akhirnya permaianan bulu tangkis semakin aktif didengar oleh masyarakat pribumi inggris karena publikasi pada majalah Punch di jalana London inggris dan kemudia permaianan ini dibawa ke beberapa Negara seperti Tiongkok dan Jepang.
Akhirnya Permainan badminton juga ditemukan oleh para tentara Britania saat di India, tepatnya di Pune pada abad 19. Hal ini terjadi saat mereka sedang menambah sebuah peralatan berupa net atau jaring yang kemudian dimainkan secara berlawanan atau bertim. Akhirnya kota pune memiliki sebutan Poona pada tahun 1850 oleh tentara britania dan kembali mambawa permaianan bulu tangkis kembali ke inggris.
Badminton World Federation (BWF), dibentuk pada tahun 1934 pada awalnya beranggotakan 9 negara yaitu, Prancis, Kanada, Inggris, Irlandia, Belanda, Slandia Baru, Skotlandia dan wales. BWF juga memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kejuaraan-kejuaraan tingkat dunia seperti Kejuaraan dunia BWF, Olimpiade musim panas, Junior BWF, Piala Uber, Piala Thomas, Piala Sudirman serta BWF super series.
 Adapun beberapa teknik dasar permainan bulu tangkis ialah.
Teknik Dasar Bulu Tangkis:
- Cara memegang raket; hal ini sangat berpengaruh karena akan menentukan kualitas pukulan. Dalam teknik pegangan ini dikenal dengan dua jenis yakni forehand dan backhand.
- Pukulan; adapun jenis pukulan yang biasanya digunakan adalah forehand.
- Gerakan kaki; dalam hal ini akan terfokus kepada kelincahan pemain mengingat bahwa pemain harus bisa menguasai area permainannya untuk memastikan bola tidak jatuh di area permainan sendiri.
- Posisi dan sikap badan; dalam hal ini, keseimbangan mengambil peranan terpenting.
- Posisi badan saat memukul; dalam hal ini, posisi badan lagi-lagi akan mempengaruhi kualitas pukulan yang dihasilkan.
- Service; seperti kebanyakan jenis olahraga lainnya, bulu tangkis juga mempunyai awalan yang disebut dengan service. Pembagian dari service ini adalah forehand service yang terdiri atas forehand pendek dan forehand tinggi dan backhand service. Biasanya hal yang harus dihindari ketika melakukan service adalah pemberian bola tanggung yang sewaktu-waktu bisa disambar (dimanfaatkan oleh lawan) untuk mendapatkan tambahan angka.
- Pengembalian service; dalam hal ini biasanya dilakukan dengan cara netting ataupun dropshot.
- Overhead; kondisi ini biasanya terjadi saat shuttlecock terlalu jauh kebelakang sehingga diperlukan pengembalian seperti melempar.
- Smash; tentu bukan hal yang asing lagi. Smash yang sempurna sangat tergantung pada kekuatan, posisi dan lompatan yang dilakukan oleh pemain. Hal ini dilakukan untuk mematikan pergerakan lawan. Pukulan smash ini juga sangat tajam dan memiliki kecepatan tinggi.
- Dropshot; gerakan ini bisa dikatakan gerakan yang seringkali mengecoh lawan. Biasanya pemain melakukannya dengan cara melakukan aksi seolah-olah akan melakukan smash namun ternyata hanya melakukan dropshot dengan pukulan lembut. Sasarannya tidak jauh dari net.
- Netting; dalam melakukan aksi netting ini diperlukan kejelian dan penempatan bola yang tepat.
RefleksiÂ
https://perpustakaan.id/sejarah-bulu-tangkis/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H