Mohon tunggu...
Johannes Saragih
Johannes Saragih Mohon Tunggu... -

Saya suka menulis khususnya puisi, spritualitas,teologia dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Para Pencari Tuhan dari Negeri Timur

26 Desember 2014   21:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419579512964164709

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (Matius 2: 1)

Ada berbagai macam cara manusia dalam usaha mencari Tuhan. Manusia bisa mencari Tuhan melalui agama, filsafat, kebatinan, ritual-rirual, dsb/ Pasar agama dan spiritualitas terbuka lebar dengan berbagai macam propaganda dan kotbah yang ditawarkan kepada pembeli-pembeli potensial yang mungkin sedang mencari Tuhan. Bersamaan dengan itu ada juga berbagai macam motivasi manusia mencari Tuhan. Tempat-tempat ibadah yang didatangi berbagai macam orang, baik di pinggir jalan, maupun di mall-mall pastilah didatangi dengan berbagai motivasi.

Ada satu kisah Natal yang unik yang hanya tercatat dalam Injil Matius sehubungan dengan usaha manusia mencari Tuhan. Yaitu kisah tentang orang-orang Majus yang mencari Tuhan dengan melakukan perjalanan yang sangat jauh dengan hanya mengandalkan tanda sebuah bintang yang mereka lihat di negeri mereka. Memang orang-orang Majus ini dituliskan dalam tradisi sebagai orang-orang cendekiawan yang ahli dalam ilmu perbintangan, atau Astrologi (…traditionally regarded as Persian Astrologers). Mereka menunjukkan bahwa usaha mencari Tuhan yang sifatnya supranatural bisa juga melalui pendekatan ilmu pengetahuan alam, yaitu ilmu Astrologi yang mereka pelajari dimana mereka menemukan satu fenomena alam yang langka, yaitu adanya satu bintang yang unik mengarah ke negeri Yudea, kota Yerusalem, tepatnya di satu desa kecilBetlehem sekitar 7 kilo dari pusat keagamaan Yerusalem. Secara khusus pembahasan mengenai bintang Timur atau dikenal juga dengan Bintang Betlehem apakah suatu fenomena alam yang natural atau fenomena supranatural ( mukjizat) atau sintesis keduanya atau mitos gereja kuno mungkin dilain waktu bisa dibahas.

Kira-kira berapa jauh jarak negeri mereka yang menurut tradisi adalah negeri Iran ke negeri Israel kita tidak tahu pasti. Mungkin pembaca bisa melihat peta seberapa jauh dari negeri Iran ke negara Israel saat ini, tepatnya di Betlehem. Ada seorang ahli memperkirakan antara 500-1000 mil (1 mil=1,6 km). Jadi antara 800-1600 km. Diperkirakan dengan memakai transportasi ternak saat itu bisa memakan waktu berbulan-bulan mungkin. Melewati jalur darat padang gurun yang sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari. Satu-satunya penuntun mereka yaitu sebuah bintangyang istimewa seperti kutipan ayat ini ,”Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.” (Mat 2: 9) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka (ay.10).

Perjalanan yang sungguh melelahkan dalam usaha untuk mencari Tuhan. Orang-orang Majus itu datang dari latar belakang suku dan agama yang berbeda, lintas budaya agama dengan Yesus Kristus. Dengan tidak memperdulikan dan mempertanyakanlegitimasi gelar kerajaan Yesus Kristus, bahkan satu kenyataan bahwa Yesus Kristus masih seorang anak kecil saat itu mereka tanpa ragu-ragu masuk ke rumah dimana Yesus tinggal dan sujud menyembah Yesus. Bahkan lebih lagi mereka memberikan beberapa hadiah untuk “Raja Israel Kecil itu”, bukan mainan anak-anak tapi emas, kemenyan dan mur. Hadiah-hadiah yang berbobot. Semuanya itu mereka lakukan pastilah karena adanya satu keyakinan yang kuat dari tesis ilmu Astrologi yang mereka kuasai bahwa bintang Timur yang mereka lihat dari negeri mereka adalah bintang ‘pewahyuan’ dari Tuhan dan pasti mempunyai maksud-maksud ilahi yang sangat penting. Dan pasti mereka yakin bintang Timur itu hanya muncul sekali saja seumur hidup. Benar-benar suatu usaha mencari Tuhan yang sangat unik dari orang-orang Majus ini. Semoga membuka mata hati kita bahwa usaha mencari Tuhan itu bukanlah seperti “tour ziarah ke tanah suci yang sudah menjadi paket wisata rohani yang komersil dan motivasi kita mencari Tuhan adalah bukan untuk alasan-alasan kebutuhan dan keinginan mendesak sekalipun itu sah-sah saja.

Lebih dari semua motivasi yang mungkin kurang dalam atau ‘dangkal’ marilah kita mencari Tuhan dan kebenaran-Nya dengan kesungguhan yang total, kalau memang harus melalui perjalanan padang gurun spiritual yang jauh dan melelahkan jiwa bahkan memasuki lembah kesunyian, gua-gua gelap dalam keheningan dan kesepian, dengan ancaman bahaya hewan-hewan buas yang siap menerkam harta iman, tapi percayalah seperti orang-orang Majus yang setelah menempu perjalanan sekian bulan akhirnya mereka sangat bersukacita karena bintang Timur yang menuntun mereka mendahului mereka berhenti di rumah dimana Yesus ada bersama Maria ibu Yesus, mereka sujud menyembah Yesus ( Maria tidak disembah), dan mempersembahkan harta benda berupa emas, kemenyan dan mur.

Pada akhirnya motivasi yang benar dari usaha mencari Tuhan adalah menyembah Dia


Selamat Natal 26-12-2014

Johannes Saragih

sumber: graphicsartis/forbis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun