Mohon tunggu...
Johannes Napitupulu
Johannes Napitupulu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Atma Jaya Yogyakarta Program Studi Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mau Ngopi tapi Instan? Kopiko Jawabannya, Analisis Menggunakan Teori ELM

26 November 2023   15:14 Diperbarui: 26 November 2023   21:39 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://youtu.be/bgJTy0zLZLE?si=H_dDmSnfRfPNf0- 

Perbandingan iklan Kopiko di Indonesia dan di Korea Selatan.

Permen kopiko merupakan salah satu permen yang berasal dari Indonesia. Salah satu iklan kopiko yang cukup populer di televisi pada masanya. Iklan kopiko versi Nidji, yang mengatakan "Bila anda ngantuk?, tak sempat ngopi, ambil saja Kopiko". Iklan tersebut cukup populer, sehingga sering di nyanyikan oleh orang-orang ketika melihat orang lain mengantuk. Iklan tersebut juga menyebutkan "Gantinya kopi", dapat diartikan bahwa permen kopiko ini dapat menjadi kunci ketika mengantuk, dan tetap ingin menjalankan aktivitas.

Permen Kopiko telah tersebar sampai ke mancanegara, yang pada hal ini di Korea Selatan. Kopiko menjadi sponsor pada film Vincenzo yang dibintangi oleh Song Joong Ki. Permen Kopiko muncul di film Vincenzo ini sebagai pengganti kopi, yang mana pada saat para pemain film ingin pergi ke cafe untuk minum kopi, namun ada permen kopiko yang membuat mereka tidak perlu lagi ke cafe untuk meminum kopi.

Analisis menggunakan teori ELM (Elaboration Likelihood Model)

Elaboration Likelihood Model (ELM) ini merupakan teori komunikasi persuasif yang dikembangkan oleh Richard Petty dan John Cacioppo. Teori ini merupakan bagaimana seseorang memroses pesan-pesan persuasif. Mereka mengemukakan bahwa ada dua jalur untuk mengetahui bagaimana pesan persuasif diproses olehi seseorang atau kelompok yaitu jalur sentral dan periferal (Gass & Seiter, 2018:92). 

Jalur sentral berarti memikirkan isi pesan, ide dan informasi yang ada di dalamnya, dan meneliti bukti serta alasan yang diberikan. Sedangkan jalur periferal melibatkan fokus pada isyarat yang tidak secara langsung terkait dengan substansi pesan. Misalnya berfokus pada banyaknya jumlah argumen yang disajikan, dan jingle yang menarik sebagai dasar pengambilan keputusan akan memerlukan pemrosesan periferal (Gass & Seiter, 2018:92). 

Kedua jalur tersebut berfokus pada bagaimana sebuah pesan persuasif diproses pada pendengar atau komunikan. Keduanya merupakan hal yang berbeda, sehingga dapat dibandingkan. Iklan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi persuasif. Iklan dapat kita semua lihat secara konvensional maupun pada zaman sekarang di berbgai media secara online, seperti media sosial, dll. Iklan yang akan dibahas kali ini, yaitu iklan kopiko. Iklan kopiko bukan saja hanya ada di Indonesia melainkan terdapat juga di salah satu series film drama Korea yang ada di Korea Selatan, yaitu Vincenzo. Film tersebut dibintangi oleh Song Joong Ki, yang mana pada film tersebut dia sendiri yang mengatakan ketika pada pemain film yang lainnya ingin pergi ke cafe untuk minum kopi, dia menyarankan untuk tidak perlu ke cafe melainkan, makan permen kopiko saja. Hal tersebut terlihat bahwa jalur yang dapat kita ambil ketika memroses pesan yang pada bagian ini merupakan jalur sentral. Dikatakan jalur sentral karena ada pesan yang diberikan oleh Song Joong Ki terhadap para pemain film yang lainnya, bahwa lebih mending makan permen kopiko. Sedangkan iklan di kopiko di Indonesia  merupakan pemrosesan menggunakan jalur periferal. Dikatakan jalur periferal karena disajikan dengan jingle yang menarik, sehingga bisa menarik khalayak agar dapat mengenal dan menginggat jingle tersebut. Jingle yang dibuat dapat diingat di benak para pendengar iklan tersebut, sehingga dapat menaikkan citra dari merk Kopiko itu sendiri.

kedua jalur Komunikasi persuasif ini sudah menjelaskan, bagaimana sebuah pesan persuasif, dalam hal ini iklan kopiko terhadap para konsumen dan pendengar iklan tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun