Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persahabatan dan Persaudaraan

24 Juni 2016   18:13 Diperbarui: 24 Juni 2016   18:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.dream.co.id

"John, mama sedih mendengar keadaan keluarga Ahmad. Tapi, mama rasa kita belum bisa mengajak Ahmad tinggal di rumah..." Mama Aya duduk di samping John, merapikan penutup meja dan vas bunga yang jatuh di lantai. Beberapa mainan Ann yang berserakan di lantai, juga dibereskan Mama Aya ke tempat mainan.

John masih membicarakan maksudnya, untuk tetap mengajak Ahmad tinggal bersama mereka. Menurut John, rumah mereka kan besar, ada kamar tamu disebelah kamarnya. Disamping itu, kamar John juga berukuran besar, dan John merasa senang Ahmad bergabung dengannya. "Mama, Ahmad bisa tidur dengan beta. Janji, beta dan Ahmad tidak berisik, dan tidur sampai jauh malam."

Mama Aya menaruh mainan masak-masakan punya Ann. "Mama juga senang kamu sayang dan perhatian sama Ahmad, sahabat kamu. Bahkan, persahabatan yang sudah seperti persaudaraan. Tapi, apakah kamu yakin dan siap untuk..."

"Keh keh keh...." Ann keluar kamar berjalan ke arah Mama Aya dan John, sambil memainkan sendok mainan masak-masakannya. Ann duduk di kursi, menggoyang-goyangkan kaki sambil meniru kata-kata iklan kesukaannya ditelevisi. "Kamu memang berprestasi. Tapi... bau ketek. Uuugh...Kamu memang berprestasi. Tapi...bau ketek..."

Papa Mathew yang sedang membaca koran, menurunkan koran dan mencium lengan bajunya. Papa Mathew menggelengkan kepalanya ke arah John, sambil mengangkat keningnya. John ikut menggeleng kepalanya. "Argh, papa! Beta tidak bau ketek. Beta tadi sudah pakai mama punya minyak wangi."

"Oh! Ann meniru iklan ditelevisi." Seru, papa Mathew. Ternyata, papa Mathew baru ingat kalau Ann senang menonton dan meniru sebuah iklan ditelevisi. Mama Aya menatap papa Mathew dan mengingatkan apa yang sudah dianjurkan dokter Kristo. Menurut dokter Kristo, anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak penyandang autis senang meniru. Termasuk, ketika anak penyandang autis senang menonton sebuah film atau iklan ditelevisi. Sebab itu, anak penyandang autis perlu didampingi saat menonton. Sehingga, anak dapat diterangkan apa yang ditonton dan mengerti apa yang ditonton. Papa Mathew memahami apa yang dijelaskan Mama Aya, papa Mathew dan Mama Aya berusaha untuk saling mendukung usaha terapi yang dilakukan untuk Ann, atas bimbingan dokter Kristo.

"Ann, stop!" Mama Aya duduk didepan Ann. "Mama, minta sendok!"

Ann memberikan sendok kepada Mama Aya. "Kamu memang berprestasi. Tapi..."

"Ann, lihat mama!"

Ann melihat ke arah Mama Aya. "Ayo, nyanyi sama mama." Mama Aya mengajak Ann menyanyi lagu hepi ya ya ya. Papa Mathew dan John ikut menyanyi. Kemudian, Mama Aya mengikuti Ann menyanyi jes jes jes kereta apiku menuju sekolah minggu. Mereka pun bernyanyi sambil berbaris, berjalan menuju ruang keluarga.

John dan papa Mathew saling berpandangan. Papa Mathew berkata bijak kepada John. "Menurut Papa, ini yang dimaksud mama. Apakah kamu sudah yakin dan siap, untuk membuka diri kepada Ahmad. Jika Ahmad harus menghadapi keadaan seperti ini di rumah kita?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun