Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ora Et Labora

27 Juni 2016   18:38 Diperbarui: 27 Juni 2016   18:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : amazingfacts.id

Toyota Kijang berwarna hijau lumut, tampak menelusuri jalan raya desa Nania menuju desa Lateri. Pak Kristo tetap berkonsentrasi menyetir mobil, sambil memperhatikan percakapan isterinya, ibu Shinta dan ibu Imah.

"Ibu dokter e, beta sangat berterima kasih, Ahmad bisa tinggal dengan Ibu dokter dan keluarga."

"Iya, usie Imah. Beta dan suami juga senang Ahmad tinggal dengan kami. Samuel juga senang ada Ahmad tinggal di rumah kami."

"Ibu dokter..."

"Ops..." Ibu Shinta menengok ke belakang menatap Ahmad, yang ingin mengajaknya bicara. "Ahmad, kenapa panggil tante, Ibu dokter. Tante kan bukan dokter. Oom Kristo yang menjadi dokter." Ibu Shinta mencoba menyederhanakan situasi, agar  santai dan kekeluargaan.

"Iya, Ahmad. Panggil saja kami, Oom dan Tante. Atau, panggil saja kami, mama Shinta dan papa Kristo. Seperti, Samuel memanggil mama Aya dan papa Mathew."

"I...i...iya, Oom papa Kristo." Ahmad masih merasa kikuk. "Makasih, papa Kristo dan mama Shinta."

"Sama-sama, Ahmad." Pak Kristo dan ibu Shinta, menyahut dengan kompak. Ahmad dan Samuel saling berpandangan, dan tersenyum bahagia. Ibu Imah yang sedang memangku anak perempuannya, ikut tersenyum bahagia. Meskipun, dia harus meninggalkan Ahmad untuk tinggal bersama keluarga Samuel, namun dia percaya dan yakin. Anaknya, Ahmad berada dan tinggal di rumah yang tepat. Bahkan, melalui persahabatan anaknya, ibu Imah pun belajar arti persahabatan dan persaudaraan.

***

Kriiinnggg....Kriiiinnnggg....Kriiiinnnggg. Suara telepon di rumah Tika berdering. Tika keluar dari kamar dan berjalan ke meja telepon di ruang tamu. "Halo, mau bicara dengan siapa?"

"Tika...Tika...Huuuhhh....Huuuhhh..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun