Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Anak Penyandang Autis

16 Desember 2015   12:11 Diperbarui: 13 Mei 2016   15:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kubahagia kau telah terlahir di dunia. Dan, kau ada diantara milyaran manusia. Dan kubisa dengan radarku menemukanmu…” Sebait lirik lagu di atas seakan mengisahkan tentang pertemuan sepasang kekasih, yang merasa memiliki chemistry dan telah saling mengenal. Meskipun, mereka ada diantara milyaran manusia dan mereka bisa saling menemukan.


Apakah makna dan lirik lagu tersebut, dapat juga terjadi didalam kehidupan sehari-hari. Ketika orang tua melahirkan dan memiliki anak maupun anak-anak, apakah orang tua dapat menemukan ada hal yang berbeda pada seorang anaknya diantara saudara-saudaranya. Bahkan, anaknya berbeda dari antara anak-anak lain yang disekelilingnya yang sedang tumbuh dan berkembang. Tentu saja, rasa kasih dan ikatan bathin antara seorang ibu dan anaknya dapat menjawab hal tersebut.


Ketika, seorang anak laki-lakinya belum dapat berbicara padahal umurnya telah beranjak 3 tahun. Ketika, anaknya sering menangis dan tertawa tanpa penyebab yang pasti. Ketika, anak lelakinya hanya memandang mobil-mobilannya, mengepak-ngepak tangannya, tertawa sambil melompat-lompat seakan tak mengenal lelah. Pada saat itu, ikatan bathin sang ibu yang terbuka dan menemukan bahwa anaknya berbeda. Dan, ibu pun mulai bertanya, “apakah anakku termasuk anak penyandang autis?”

PENGERTIAN AUTISME


Istilah autisme pertama kali diperkenalkan oleh Leo Kanner 1943, seorang dokter kesehatan jiwa anak, menulis makalah tentang perilaku anak-anak penyandang autisme. Kanner menjabarkan dengan rinci gejala-gejala aneh yang ditemukan pada pasien kecilnya. Dia melihat banyak persamaan gejala pada anak-anak ini, namun yang sangat menonjol adalah anak-anak ini sangat asyik dengan dunianya sendiri, seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri dan menolak berinteraksi dengan dunia luar.
Autisme berasal dari kata auto, yang berarti sendiri. Seorang penyandang autisme seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Selanjutnya, Leo Kanner juga memakai istilah “Early Infantile Autism” atau Autisme Infantil. Istilah ini digunakan untuk membedakan gejala autisme pada masa kanak-kanak, dengan gejalan autisme yang ditunjukan oleh orang dewasa.
Autisme merupakan gangguan perkembangan perilaku, yang ditujukan dalam serangkaian kesulitan-kesulitan berperilaku dalam beberapa bidang perkembangan. Austime dapat terjadi pada perkembangan masa kanak-kanak, yang dikenal dengan autisme infantil. Tetapi, perilaku autisme juga terjadi pada orang dewasa.

CIRI-CIRI AUTISME


Karakteristik atau ciri-ciri anak-anak penyandang autisme, berbeda satu dengan yang lain. Mereka mengalami beberapa kesulitan berperilaku dalam satu bidang perkembangan, namun juga berbeda dalam bidang perkembangan yang lain.
Sebagai acuan, seorang anak dikatakan menyandang autisme, dirumuskan dalam ICD-10 dan DSM-IV. Karakteristik anak penyandang autisme yang dituangkan dalam ICD-10 1993 (International Classification of Diseases) ditetapkan oleh WHO, sedangkan DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual) 1994, ditetapkan oleh grup Psikiatri Amerika. Keduanya menetapkan kriteria yang sama untuk autisme yang terjadi pada anak.
KRITERIA DSM-IV AUTISME PADA MASA KANAK-KANAK
A. Harus ada sedikitnya 6 gejala dari (1), (2), dan (3), dengan minimal 2 gejala dari masing-masing 1 gejala (2) dan (3).

(1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala di bawah ini :
a. Tak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju.
b. Tak bisa bermain dengan teman sebaya
c. Tak dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

(2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditunjukan oleh minimal satu dari gejala-gejala di bawah ini :
a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang (dan tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara)
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
c. Sering menggunakan bahasa yang aneh-aneh dan dan diulang-ulang
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.

(3) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala di bawah ini :
a. Mempertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan
b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tak ada gunanya
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh dank has dan diulang-ulang
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda

B. Sebelum umur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang :
a. Interaksi sosial
b. Bicara dan berbahasa
c. Cara bermain yang kurang variatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun