Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Menulis

7 Juni 2016   19:37 Diperbarui: 9 Juni 2016   00:12 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar merupakan sebuah pesan tanpa kata-kata. Sebuah gambar dapat mengungkapkan berbagai macam bentuk perasaan, tujuan atau maksud, aktivitas dan ide. Oleh karena itu, sebuah ide menulis pun dapat bersumber dari sebuah gambar.

Menulis Merupakan Sebuah Karya Cipta

Menulis merupakan sebuah aktivitas mencipta sebuah karya sastra dalam bentuk puisi dan prosa. Menulis juga merupakan sebuah aktivitas, untuk merefleksikan ide dan perasaan yang lahir dari sebuah perenungan yang pendek maupun panjang. Menulis merupakan bentuk kreativitas, dimana alam bawah sadar maupun alam sadar bekerja sama untuk melahirkan sebuah karya. Berupa, fiksi maupun non fiksi. Sehingga, menulis dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Termasuk, anak-anak reguler maupun anak-anak berkebutuhan khusus. Seperti, anak penyandang autis, anak penyandang hiperaktif, anak penyandang sindrom asperger dan sebagainya. 

Bagaimana Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Menulis

Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan bahasa, bicara dan komunikasi, perkembangan interaksi sosial, perkembangan bermain dan perkembangan emosi. Jadi, mengajar anak berkebutuhan khusus menulis, merupakan salah satu cara untuk mengembangkan bahasa, bicara dan komunikasi, juga emosi.

Mengajar anak berkebutuhan khusus menulis adalah hal yang mudah dan sederhana. Apabila, kita merumuskan tujuan pengajaran tersebut menjadi sederhana juga. Misalnya, menulis bagi anak berkebutuhan khusus adalah cara untuk mengajar anak mengungkapan sebuah ide atau perasaan. Berarti, hasil tulisan yang kita harapkan tentu saja pendek dan sederhana. Contohnya, anak melihat gambar sebuah piano. Dia kemudian menulis sebuah kalimat sederhana tentang gambar tersebut, "saya senang bermain piano." Maka, kalimat sederhana tersebut adalah hasil tulisannya yang telah melahirkan sebuah ide atau perasaan. Namun, melalui satu ide sederhana tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana mengembangkan kemampuan menulis anak.

Empat Cara Sederhana Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus Menulis

Ada beberapa cara atau teknik sederhana, untuk mengajar anak berkebutuhan khusus menulis. Diantaranya: 1). Melihat benda atau objek langsung. 2). Memasang potongan gambar. 3). Menggunting, menempel dan menulis. 4). Mengurutkan gambar dan menceritakan.

1. Melihat Benda atau Objek Langsung

Kita dapat memperlihatkan sebuah benda atau objek langsung. Anak diminta untuk melihat, menyentuh dan merasakan objek tersebut. Kemudian, anak diminta untuk mendiskripsikan apa yang perasaannya. Contohnya, anak diberikan setangkai bunga atau diajak ke taman bunga, dan anak diminta mendiskripsikan apa yang dilihatnya. Apabila anak mendeskripsikan apa yang dilihatnya menjadi sebuah sederhana. Seperti, "bunga itu indah." Maka, kita dapat menerimanya dan mengaspresiasi apa yang diungakapkannya. Apabila, anak dapat merangkai beberapa kalimat menjadi syair puisi, adalah hal yang menarik dan bagus. Kita pun dapat meminta anak membaca puisi tersebut dan mendukung karyanya. 

Ilustrasi: Wallpapercrave.com
Ilustrasi: Wallpapercrave.com

Hoh… bunga yang indah 

Rumput-rumput berwarna hijau

Begitu indah….

 

Bunga berwarna kuning dan indah

Kupu-kupu selalu melingkarinya

Begitu indah….

Kutak bosan melihatnya karena selalu indah

Selalu bersinar di mataku

Alam selalu cerah

Dan selalu menyirami bunga yang indah

Hoh… bunga yang indah kau selalu menerangi mataku

Dan selalu cerah

Disaat  kapan pun kumelihat-mu… 

(By : Nani)

2. Memasang Gambar dan Membuat Cerita Sederhana

Anak berkebutuhan khusus senang memasang gambar, sehingga kita dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk mengajar anak menulis juga. Kita dapat membuat potongan gambar yang disukai anak, memintanya untuk menempel dan menulis cerita sederhana dari gambar tersebut.  Apabila anak hanya menulis satu kalimat atau dua kalimat sederhana. Kita tetap memberikan apresiasi dan mengembangkan kemampuan menulisnya.

By : Fefe
By : Fefe

3. Menggunting, Menempel dan Menulis

Kita juga dapat mengajak anak berkreasi dan menulis dengan kertas warna. Contohnya, menggunting bentuk dari kertas warna dan menempel menjadi sebuah gambar dari kertas warna tersebut. Kemudian, anak diminta untuk menulis apa yang dilihat, dipikirkan dan dirasakan dari gambar tersebut. 

By : B. Arthur
By : B. Arthur

4. Mengurutkan Gambar dan Bercerita

Kita juga dapat meminta anak mengurutkan beberapa gambar dan membuat cerita. Kita dapat mulai dari mengurutkan 2 gambar, 3 gambar atau 4 gambar sederhana. Kemudian, dikembangkan menjadi mengurutkan 5 atau 6 gambar sederhana. Setelah itu, anak diminta untuk membuat cerita tersebut. Anak bisa membuat satu atau dua kalimat sederhana dari sebuah urutan gambar, kita dapat menerima dan memujinya. 

By : B. Arthur
By : B. Arthur

Apabila anak sudah lancar menulis satu atau dua kalimat sederhana tentang satu urutan gambar, kita dapat melatih dan mengembangkan kemampuan menulis anak. Yaitu, membuat sebuah paragraf dari satu urutan gambar. Maka, gambar pertama dapat menjadi ide untuk menulis paragraf pertama, gambar kedua merupakan ide untuk menulis paragraf kedua, gambar ketiga untuk menulis paragraf ketiga dan seterusnya. Anak pun dapat mengembangkan kemampuan menulis puisi dan prosanya. Siapa tahu suatu saat nanti salah satu anak kita yang berkebutuhan khusus, akan melukis sejarah dikemudian hari melalui menulis. Bahka, pelopor sejarah juga ada yang pada masa kanak-kanak, dianggap sebagai anak-anak bermasalah di sekolah dan ada juga didiagnosa sebagai anak berkebutuhan khusus. Seperti Albert Einstein, Thomas A. Edison, Hellen Keller dan sebagainya. Tentunya, kita tetap berdoa, berusaha dan berserah kepada Tuhan. Sebab, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan sejarah." (Pramoedya Ananta Tour)

***

(Writer : Johanna Ririmasse)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun