Menulis adalah salah satu aktivitas akademik yang harus dilakukan saat belajar di rumah maupun di sekolah. Menulis merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai seorang anak, termasuk anak yang mengalami gangguan perkembangan seperti anak berkebutuhan khusus.
Misalnya, anak penyandang autis, anak hiperaktif, anak asperger, anak yang mengalami gangguan baca-tulis, dan sebagainya. Kenapa? Sebab, menulis adalah keterampilan dasar yang akan menolongnya suatu saat nanti. Anak kebutuhan khusus yang tanpa sengaja hilang dari pengawasan orang tua, dapat menulis data pribadinya kepada siapa yang menemukannya.
Selain itu, anak pun dapat mengisi formulir membuat KTP, paspor, atau surat lainnya ketika anak beranjak dewasa. Oleh karena itu, ketrampilan dasar menulis ini tetap penting untuk diajarkan bagi anak berkebutuhan khusus. Sayangnya, menulis juga merupakan salah satu problem yang dihadapi orang tua atau pun guru, ketika orang tua atau guru mengajar anak menulis.
1. Anak memiliki 'death grip'
Penyebabnya: proprioseptive lemah menyebabkan modulasi kekuatan lemah. Solusi: a) Minta anak untuk menggunakan atau memegang pensil dengan berbagai macam cara, b) Gunakan alat bantu untuk memegang pensil yang dipasang pada pensil.
2. Anak menghapus tulisan menyebabkan kertas berlubang
Penyebabnya: kontrol postural lemah, dan anak menghapus dengan kekuatan yang berlebihan. Solusi: gunakan penghapus yang halus dan lembut atau jangan sediakan penghapus sama sekali.
3. Anak memegang atau menekan pensil terlalu lemah, sehingga tulisan tidak jelas
Penyebabnya: propriceptive lemah berakibat modulasi kekuatan lemah. Solusi: a) Meja alas untuk menulis dibuat miring, sehingga akan membuat anak untuk duduk dengan posisi tegak, b) Gunakan pensil yang lunak atau ballpoint.
4. Anak tidak mampu mengopi tulisan dari papan tulis dengan akurat
Penyebabnya: kontrol occulamotor lemah. Pada waktu mengopi tulisan dari papan tulis, anak kesulitan untuk memindahkan pandangan dari vertikal ke horisontal. Solusi: minta anak untuk mengopi tulisan dari buku atau kertas yang terletak di mejanya.
5. Anak kesulitan untuk menentukan huruf atau bentuk geometrik
Penyebabnya: pemahaman terhadap bentuk dan ruang lemah. Hal ini disebabkan oleh adanya disfungsi sensori integrasi. Solusi: Sediakan kaca atau cermin dalam posisi berdiri, anak diminta untuk duduk berseberangan atau berhadapan. Terapis atau orang tua menulis huruf di kaca, anak diminta untuk meniru tulisan terapis atau orang tua.
6. Tulisan anak pada kertas naik turun, atau tidak beraturan
Penyebab: keterampilan integrasi visual-motor lemah sehingga proses informasi proprioceptive lemah. Solusi: gunakan kertas bergaris yang timbul.
Program intervensi untuk menulis pun dapat dipadukan dengan berbagai cara. Orang tua dapat menggunakan berbagai media untuk mengajar anak menulis. Beberapa media untuk mengajar anak menulis, sebagai berikut: