Perkembangan anak merupakan tahapan dalam kehidupan yang dialami setiap anak, yang mempengaruhi dan membawa perubahan dalam hidupnya. Harlock dalam teori perkembangan menjelaskan, perkembangan merupakan rangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari interaksi atau pengalaman. Hal tersebut menyebabkan perubahan yang dapat dirasakan. Semakin banyaknya pengalaman hidup dan interaksi dengan sosial, maka perubahan yang dialami juga bervariasi.
Ketika anak-anak melalui tahapan tumbuh kembangnya, ada beberapa aspek perkembangan yang dapat diukur dan dialami oleh setiap anak. Salah satu aspek perkembangan yang memegang peranan penting dalam tahapan perkembangan anak, adalah aspek bermain. Sebab, melalui bermain anak dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman, yang juga mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Misalnya, perkembangan motorik kasar dan halus, perkembangan emosi dan sosial.
Merujuk pada teori perkembangan yang dikembangkan eh Montessori, seorang pendidik, ilmuwan dan dokter berkebangsaan Italia. Maria Montessori memiliki prinsip-prinsip perkembangan seperti pembelajaran dilakukan sambil bermain agar anak-anak lebih paham. Montessori juga membantu orang tua untuk menerapkan pola belajar kepada anak. Tahapan perkembangan menurut Montessori yaitu secara kognitif, afektif dan psikomotor. Dijelaskan lagi oleh Montessori, kognitif merupakan kemampuan anak dalam berpikir atau kecerdasan individu. Afektif adalah perkembangan yang melibatkan emosi. Sementara, psikomotor yaitu perkembangam anak dengan pembeljaran gerak dan aktivitas fisik.
Ketika anak-anak bermain, anak mengalami pengalaman sendiri dan mendapatkan pengetahuan, yang mempengaruhi perkembangan kognitif, afektif dan sosial. Misalnya, ketika anak bermain prosotan, anak belajar menggerakan tubuhnya, menjaga keseimbangan tubuhnya, dan mengukur seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas meluncur. Kemampuan anak untuk mengatur gerak tubuhnya secara halus dan tepat dalam melakukan sebuah aktivitas, juga menolong anak untuk merespon apa yangvterjadi di lingkungan dengan tepat. Anak tertawa senanf saat bermain dengan teman-teman sebaya, mempengaruhi emosi dan interaksi sosialnya.
Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan bermain anak-anak, adalah dengan mengadakan play date. Secara sederhana, play date dapat diartikan sebagai waktu atau jadwal bermain. Play date in English Dictionary means a date and time set by parents for children to play together. Hal ini berarti orang tua dapat mengatur waktu atau jadwal anak untuk bermain bersama teman-temannya. Play date dapat dilakukan dengan mengajak teman-teman bermain di rumah anak, dan bergantian anak yang berkunjung dan bermain di rumah teman-temannya.
Beberapa kegiatan bermain yang dapat dilakukan saat play date, diantaranya :
1. Bermain Spontan
Anak-anak diajak untuk bermain spontan, dimana orang tua menyediakan mainan-mainan dan membiarkan anak-anak bermain bersama. Orang tua hanya bersifat pengamat dan pengarah, apabila anak-anak bertengkar atau melakukan kecurangan dalam bermain. Contoh permainan spontan, bermain lego atau balok, bermain mobil-mobilan, bermain kereta api, bermain masak-masakan.
2. Bermain pura-pura atau pretend play.
Permainan pura-pura adalah permainan peran yang dilakukan oleh anak-anak. Anak berperan menjadi seorang tokoh dalam sebuah cerita. Pada saat melakukan pretend play, orang tua juga dapat membuat skenario sederhana agar anak memahami perannya dan tahu apa yang akan dikatakan atau dilakukan. Contoh pretend play, yaitu bermain dokter-dokteran, dimana ada anak yang menjadi dokter, ada yang menjadi pasien, ada yang menjadi suster dan sebagainya. Skenario singkat yang dapat dibuat, seperti datang ke rumah sakit atau klinik dokter, diperiksa oleh dokter, disuntik, diberi obat, beli obat di apotek, dan pulang ke rumah.