Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

John dan Ann

20 Juni 2016   19:39 Diperbarui: 20 Juni 2016   19:40 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.kerygmateenz.com

"Samuel, ose mau pergi ke mana?"

"Beta mau bicara dengan Mama Aya, John."

"Awas e, Samuel! Beta dengar beta mama suara menangis dari sini, beta masuk kedalam rumah untuk tinju ose punya muka..."

***

Anak-anak sekolah dasar Inpres Teladan berkumpul di ruang sekolah. Sekarang, hari kamis. Biasanya, kebaktian bersama akan diadakan di sekolah. Ibu Tomatala memberikan pengarahan siang ini. Anak-anak yang beragama Kristen akan mengadakan kebaktian di aula. Sementara, anak-anak yang beragama Islam akan mengadakan sembayang di ruang ketrampilan. Beberapa anak yang beragama Budha dan Hindu, juga mengadakan kebaktian sesuai dengan keyakinan dan agamanya di kelas. Seperti itu, kebijakan pihak sekolah dalam memenuhi pertumbuhan iman anak-anak sekolah dasar negeri Inpres Teladan, yang berbeda agama dan keyakinannya.

"Samuel dan Pedro, ibu kepala sekolah panggil kamu berdua ke ruang kepala sekolah."

"Oke, Berty." Pedro menjawab Berty, dan memasukan Alkitab kedalam tas. "Berty ajak anak-anak kelompok Pattimura dan kelompok Reebok, untuk tetap tinggal di sini ya. Tunggu beta dan Samuel menghadap ibu kepala sekolah ya."

"Oke, Pedro." Berty mengetos tangan Pedro dan Samuel. Kemudian, Pedro dan Samuel berjalan menuju ruang kepala sekolah.

Hati Samuel berdebar saat dipersilahkan duduk dihadapan ibu kepala sekolah. Pedro juga gugup dan berbisik kepada Samuel, untuk melaporkan perkembangan proyek proposal Satu Jam Membaca di sekolah.

Ibu kepala sekolah membuka laporan proyek proposal, membaca dan melihat dokumentasi kegiatan pengumpulan buku dan membaca di perpustakaan. "Ibu mau tanya kalian berdua. Apakah kalian yakin, jika perpustakaan sekolah sudah diperbaharui. Akankah meningkatkan minat baca anak di sekolah, serta memupuk gerakan Maluku Gemar Membaca dimulai dari sekolah?!"

"Saya yakin, Ibu." Samuel menjawab, mantap. "Jika kita pun tetap menggalangkan Satu Jam Membaca di sekolah. Anak-anak akan mempunyai waktu membaca di perpustakaan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun