Braaakkk!
Bunyi suara bedebuk terdengar kencang dari dalam kamar Mimy. Tas sekolah Mimy jatuh dari atas meja belajar. Buku-buku dan alat tulis seakan melompat keluar dari tas sekolah. Semuanya jatuh berantakan di lantai.
“Mimy! Mimy!”
“Iya, Ma!”
“Ayo, cepat! Taruh tas sekolah di meja belajar. Lalu, Mimy turun makan ya!”
“Iya, Ma!”
Buk! Mimy menutup pintu kamarnya. Mimy segera turun meninggalkan tas sekolah yang jatuh berantakan.
Kamar Mimy terletak di lantai dua. Kamar Mimy berdinding merah muda. Meja belajar Mimy berwana merah muda. Tempat tidur Mimy juga tertutup rapi dengan seprei berwarna senada. Suasana kamar Mimy kini tampak lengang. Namun, sepuluh menit kemudian. Terdengar suara berisik dari lantai kamar. Ternyata, alat-alat tulis Mimy sedang bercakap-cakap satu dengan yang lain.
“Huh! Kenapa sih Mimy itu? Dia tak pernah menaruh alat belajarnya dengan baik!” Teriak pensil biru dengan kesal.
“Iya! Coba kalau begini terus. Tubuhku kan bisa patah!” Sebuah garisan bergambar kucing yang lucu, menyetujui pendapat pensil.
“Betul! Mimy tidak pernah menghargai dan menjaga alat belajarnya dengan baik!”