Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tulisan Berkualitas

10 Mei 2010   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:18 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Terhitung sejak 19 April 2010, saya menjadi bagian dari www.kompasiana.com. Artinya, saya sudah berusia dua puluh hari. Usia yang masih relatif muda dan sangat belia dibandingkan kompasianer pendahulu. Seperti slogan yang tertera pada web bahwa kompasiana bertujuan menampung beragam pendapat kompasianer. Hak berpendapat adalah salah satu hak azasi setiap warga negara.

Selama ini pula, saya dapat belajar dan mendapat pelajaran berharga. Sebagai bagian dari kecintaan terhadap bangsanya, saya berusaha menyuguhkan tulisan-tulisan berkualitas, baik secara materi maupun bahasa. Secara materi, saya berusaha menyuguhkan informasi sekitar lingkungan terdekat. Secara bahasa, saya berusaha menyuguhkan tulisan yang taat tatabahasa.

Setelah menjadi kompasianer, saya telah membaca dan meneliti kebahasaan para sahabat saya dan kompasianer yang lain. Melalui tulisan yang tersaji, akhirnya saya menyimpulkan bahwa banyak tulisan kompasianer belum memenuhi ketaatan terhadap tatabahasa. Karena itu, perkenankan saya berusaha berbagi pengalaman tentang hasil analisis kesalahan berbahasa.

1.Kompasianer hendaknya tidak menggunakan kata tanya (apa, siapa, di mana, kapan, berapa, bagaimana) di tengah kalimat. Kata tanya hanya digunakan untuk kalimat tanya. Karena itu, carilah kosa kata lain yang bermakna sama dengan maksud penulis. Contoh kesalahan: Saya tidak mengetahui mengapa ia tidak datang. (Seharusnya: Saya tidak mengetahui penyebab ketidakhadirannya).

2.Hendaknya dihindari kalimat yang terlalu panjang. Saya sering menjumpai tulisan rekan-rekan yang sangat panjang. Ada sebuah paragraf atau alenia yang hanya terdiri atas satu kalimat. Alat ukur panjang-pendeknya kalimat sebagai berikut: Umur s.d. 10 tahun = < 5 kata, umur 6 – 10 tahun = < 7 kata, umur 11 – 15 tahun = < 9 kata, dan umur > 16 tahun = < 10 kata. Struktur inti kalimat adalah adanya subjek (S) dan predikat (P). Jadi, semakin singkat sebuah kalimat akan menjadi semakin baik karena semakin mudah pula dipahami.

3.Hendaknya dihindari pemakaian kosakata asing. Jika terpaksa menggunakannya, tulislah dengan cetakan miring (italic). Kosakata asing itu dapat berasal dari bahasa daerah, bahasa negara non-Indonesia, dan kata tidak baku.

Secara pribadi, saya berharap agar tulisan-tulisan kompasianer dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Menurut saya, metode pendidikan terbaik adalah keteladanan. Metodependidikan terburuk adalah memerintah. Jika kita sudah menaati aturan, dengan sendirinya orang lain akan mengikuti jejak kita. Melalui tulisan, kita tidak hanya menyalurkan kegemaran. Dengan tulisan, kita bahkan dapat menjadi pendidik yang mendidik peserta didik dengan cara terbaik. Ayo terus menulis! (www.gurumenulisbuku.blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun