[caption id="attachment_278929" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: http://triy.wordpress.com/2008/09/29/sapi-gunakan-kompas-untuk-tentukan-utara-selatan/"][/caption]
Rumahku tepat berada di tengah permukiman. Karena itu, saya mempunyai banyak tetangga. Nah, setiap orang mempunyai watak berbeda-beda. Di sinilah masalah itu muncul.
Tetangga sebelah timur rumah sedang membuat ulah. Dahulu, dia menempati rumah yang tepat berada di timur rumahku. Kini, rumah itu tidak ditempati lagi karena dia dibuatkan rumah oleh anak menantunya. Rumah itu kini dijadikan kandang sapi.
Persoalan muncul ya berawal dari sapi. Bau kotoran sapi begitu menyengat hidung. Antara kandang sapi dengan dapurku hanya berjarak sekitar 10 meter. Kondisi itu diperparah jika hujan mengguyur. Praktis saya, istri, dan anak-anak harus menutup hidung. Baunya menyengat sekali.
Tetanggaku itu bertemparemen tinggi. Dahulu pernah berseteru dengan tetangga di sebelah utaranya. Bahkan, pernah juga anaknya terlibat pencurian. Jadi, saya belum berani menegur karena bisa terjadi salah pengertian.
Saya dibuat jengkel tidak hanya disebabkan masalah itu. Ketika menjelang lebaran, banyak warga membuat selongsong ketupat. Ketupat itu dibuat dari janur atau daun kelapa yang masih muda. Saat ini, saya sedang memelihara sebuah pohon kelapa pemberian temanku yang pindah kerja. Semacam kenang-kenangan, begitulah. Pohon kepala itu sudah berumur sekitar 3 tahun. Jadi, pohon kepala itu sudah tumbuh subur.
Lebaran kemarin tetanggaku ini membuat masalah. Dia mengambil janur dengan tidak meminta izin kepadaku. Saya mengetahui ini dari laporan istriku. Saya pun bergegas ke kebun. Ternyata benar, daun kelapaku rusak karena diambil janurnya.
Saya pun marah. Saya melampiaskan kemarahan itu dengan ngomel agak keras agar didengar tetanggaku. Namun, ternyata tetanggaku itu sedang pergi. Ya akhirnya persoalan itu semakin membuatku emosi.
Beberapa hari lalu, saya bertemu dengan anaknya. Saya pun menyampaikan keluhanku. “Mas, tolong janurnya jangan diambil. Pohon kepala itu baru mau tumbuh kok ya diambil janurnya. Saya saja memilih membeli selongsong ketupat daripada membuat sendiri” begitulah ujarku kepadanya.
Kembali ke persoalan sapi. Istriku sering mengeluh karena dia selalu berada di rumah. Bagaimanakah saya harus menegur tetanggaku itu dengan tidak menyakiti hatinya? Saya sedang dibingungkan masalah ini. Dulu dia pernah salah paham dan hampir terjadi perkelahian dengan tetangga sebelah. Pokoknya, wataknya memang keras dan sangat tidak toleran. Tolong saya dibantu, ya! Makasih dan selamat pagi….!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H