Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Artikel yang Baik

24 Februari 2016   18:47 Diperbarui: 24 Februari 2016   18:57 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Koran Joglosemar, 24 Februari 2016"][/caption]Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengekspresikan isi pikiran, yaitu lisan dan tulisan. Ekspresi lisan memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat dilakukan secara spontan, sedikit energi, dan dapat diketahui feedback atau umpan balik dari hadirin secara langsung. Kekurangan ekspresi lisan adalah tidak tahan lama dan memerlukan mental berbicara di depan publik yang baik.

Sama halnya dengan ekspresi lisan, ekspresi tulisan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ekspresi tulisan yaitu tahan lama, dapat digunakan untuk menguatkan personal branding, dan dapat digunakan untuk melengkapi persyaratan kenaikan pangkat. Kekurangan ekspresi tulisan yaitu memerlukan banyak energi, membutuhkan pengetahuan yang luas, dan memerlukan penguasaan bahasa yang cukup. Oleh karena itu, sangat wajar jika sangat sedikit orang yang dapat menulis dengan baik.

Meskipun demikian, menurut Djuharie (2005: 120), menulis merupakan suatu keterampilan yang dapat dibina dan dilatihkan. Pada hakikatnya, semua orang bisa menulis asal mau berlatih dengan sungguh-sungguh. Karena menulis berarti menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan, penulis perlu memiliki keluasan pengetahuan agar tidak mengalami mati ide. Oleh karena itu, biasanya penulis yang baik adalah pembaca yang baik karena menulis pasti memerlukan pengetahuan yang cukup sebagai bahan tulisannya.

Untuk menjadi penulis, artikel dapat dipilih sebagai salah satu bentuk karya ilmiah yang paling sederhana. Sumandiria (2004) menjelaskan bahwa artikel merupakan sebuah tulisan lepas yang berisikan opini atau pendapat seseorang yang mengupas tuntas tentang sebuah masalah yang bersifat aktual dan biasanya menjadi kontroversi untuk mempengaruhi, memberitahu, meyakinkan, dan menghibur para pembaca.

Ada lima ciri artikel, yaitu menggunakan informasi yang faktual dan aktual, berbahasa Indonesia yang komunikatif dan efektif, ulasannya padat dan tuntas, keaslian atau orisinalitas dijaga, dan dimuat media. Artikel berisi informasi yang benar-benar terjadi dan menjadi polemik atau kontroversi di tengah masyarakat. Oleh karena itu, artikel disusun dengan menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari agar isi dan pesan artikel dapat ditangkap pembaca. Panjang artikel sangat dibatasi oleh redaksi sehingga isinya harus diulas secara padat dan lengkap. Penulis harus menjaga keaslian tulisannya. Jika penulis terbukti melakukan plagiasi atau penjiplakan karya orang lain, redaksi akan memberikan sanksi berat. Tentu saja artikel itu harus dimuat oleh media, baik media cetak dan atau online.

Tahapan Penulisan Artikel

Artikel dapat dikembangkan dengan empat model, yaitu mengaitkan dengan peristiwa aktual yang dimuat media bersangkutan, mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari, menyajikan added value, serta memperkenalkan informasi baru. Penulis dapat mengutip judul berita dan satu-dua kalimat untuk mengawali artikel. Ini adalah model yang sering dilakukan penulis.

Ada pula penulis yang menulis artikel dengan mengaitkan kegiatan sehari-harinya untuk mengawali artikelnya. Selain itu, ada pula penulis yang menyajikan added value atau nilai tambah untuk menimbulkan rasa ingin tahu pembaca. Bahkan, ada penulis yang memaparkan temuan keilmuan baru. Dari keempat model di atas, penulis akan berusaha menjaga kekhasan tulisannya. Dari sinilah, penulis akan dikenal publik karena kekhasan cara mengembangkan idenya.

Ada lima tahapan pengembangan ide. Satu, menentukan judul. Judul artikel sebaiknya ditulis dengan menerapkan metode SIAP, yaitu singkat, informatif, aktual, dan persuasif. Judul artikel menggunakan tak lebih dari enam kata dan ditulis dengan huruf kecil kecuali awal kata. Judul artikel juga perlu menunjukkan informasi aktual sehingga menimbulkan motivasi untuk membacanya. Informasi itu pun perlu memperhatikan aktualitas atau kekinian informasi. Selanjutnya, judul artikel perlu memiliki nilai persuasif atau mempengaruhi pembaca.

Dua, menyusun kerangka atau out line artikel. Kerangka artikel berbentuk out line atau garis besar alur pengembangan materi. Kerangka ini sangat penting untuk menjaga alur pengembangan sehingga penulisannya tidak melenceng atau keluar dari topik. Ada tiga bagian yang perlu dijadikan kerangka artikel, yaitu menentukan materi, menentukan estimasi karakter, dan menentukan pola pengembangan. Materi sebaiknya memiliki keterkaitan dengan disiplin ilmu penulis agar kajiannya dapat mendalam. Pengembangan materi perlu diselaraskan dengan media yang dituju karena masing-masing media memiliki perbedaan ketentuan jumlah karakter.

Tiga, menentukan pola pengembangan. Ada tiga model alur pengembangan artikel, yaitu menentukan bagian pengantar, bagian pemaparan informasi, dan menyusun bagian penutup. Bagian pengantar adalah bagian awal artikel. Bagian ini harus mampu merangsang pembaca sehingga perlu disusun dengan data dan sumber informasi yang dijadikan dasar penulisan artikel. Bagian pemaparan informasi berisi paragraf pengembangan ide berdasarkan kerangka yang telah dibuat. Bagian ini harus memperhatikan jumlah karakter sehingga bahasanya perlu dipadatkan. Bagian penutup dapat berbentuk pernyataan simpulan, pertanyaan, dan hanging atau menggantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun