Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengintip Tempat Makan Wanita Pekerja

25 Mei 2012   06:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:49 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Wanita memang memiliki segudang cerita. Tak mungkin cerita itu bisa habis diceritakan. Nyaris semua sudut dapat dipake sebagai topik cerita. Dan semua cerita itu sungguhlah menarik dan mengesankan, persis ceritaku siang ini.

Ya, hari ini, saya tidak masuk kantor karena besok saya harus menghadiri acara Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) selama empat hari di Kota Solo. Oleh karena itu, saya perlu memersiapkan diri. Maka, hari ini, saya melakukan penggantian oli mobil dan servis ringan. Setelah itu, saya berbelanja keperluan pribadi.

Usai berbelanja keperluan pribadi itulah, saya mampir ke sebuah Warung Makan Bu Giyo. Warung makan itu berdekatan dengan Masjid Baitussalam Gemolong Kabupaten Sragen. Karena hari ini adalah hari Jumat, tentu saya harus menunaikan kewajibanku sebagai muslim, yakni salat Jumat. Maka, saya pun segera memarkir mobil di dekat masjid. Karena jam masih menunjukkan angka 11, saya perlu makan siang. Dan Warung Makan Bu Giyo adalah tempat makan siang yang sangat cocok. Usai memesan nasi pecel dan es teh manis, saya makan makanan kecil yang terhidang di meja. Pada kesempatan itulah, saya terpesona oleh pemandangan di depanku.

Begitu banyak wanita pekerja dan ibu rumah tangga berjejal membeli beragam makanan, sayur, dan minuman. Warung makan yang tak terlalu luas itu tiba-tiba berubah menjadi sesak karena para pembeli berjejal-jejalan. Terpaksa saya harus mengalah dengan memberi jalan kepada para wanita yang terus masuk-keluar silih berganti.

Rerata wanita pekerja itu membeli makanan dan sayur. Mungkin karena sudah masuk waktu istirahat sehingga para wanita itu merasa kelaparan. Gemolong adalah kota kecil yang terletak di Kabupaten Sragen. Meskipun hanya terkategori kota kecamatan, Gemolong termasuk kota yang teramat padat, menjadi kota pendidikan, dan menjadi sentra bisnis.

Nyaris kita sulit menjumpai lahan kosong. Jika toh terdapat lahan kosong, biasanya lahan itu sudah siap dibangun. Jika dijual pun, lahan di Gemolong sangat mahal. Konon harganya sudah menyentuh Rp 1 juta per meternya. Lucunya, begitu banyak orang ingin memiliki properti di Gemolong karena prospek ekonomi yang memang sangat baik.

Selain perguruan tinggi, banyak sekolah berdiri. Seluruh jenjang pendidikan (playgroup, TK, SD, SMP, dan SMK) berdiri megah di Gemolong. Jumlahnya mungkin mencapai ratusan karena memang sekolah itu teramat banyak dan bertebaran se-Kecamatan Gemolong. Lucunya, rerata murid itu justru berasal dari luar Gemolong. Hal itu disebabkan mutu sekolah di Gemolong memang terkenal bagus dan terjangkau.

Gemolong pun sudah memiliki semua jenis sentra bisnis. Ada pasar tradisional yang sangat terkenal dan ramai sepanjang hari: pagi, siang, sore, malam, dan dinihari. Selain itu, semua jenis swalayan pun sudah menyasar di Gemolong. Banyak minimarket berdiri untuk memenuhi kebutuhan warga Gemolong dan sekitarnya. Maka, sangat wajar banyak wanita pekerja mencari nafkah di Gemolong.Ada yang menjadi pramuniaga di toko swalayan, penjaga toko emas, guru, dan pedagang. Maka, siang ini, begitu banyak wanita pekerja mencari makan siang.

Warung Bu Giyo sangatlah terkenal. Anda tidak perlu bingung jika ingin makan di sana sambil melihat cewek-cewek nan cantik itu. Cukup Anda bertanya kepada abang becak atau tukang ojek di Gemolong, pastilah mereka akan menunjukkan lokasinya. Banyak menu masakan Jawa tersedia: pecel, sayur lodeh, sayur bayam, oseng-oseng, garang asam, beragam makanan ringan, beragam minuman. Selain tempatnya bersih, harganya pun relatif terjangkau. Maka, tak heranlah Warung Makan Bu Giyo menjadi tujuan utama bagi banyak orang yang bekerja di Gemolong, terutama wanitanya. Hahahaa....

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun