Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mau Sehat? Cobalah Resep Ini

20 Januari 2012   23:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:37 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13271035371772823496

[caption id="attachment_165162" align="aligncenter" width="640" caption="Makanan yang kita santap mesti berasal dari rezeki yang halalan thoyyiban."][/caption]

Banyak cara digunakan orang untuk menjaga kesehatannya: olahraga, makan bergizi, atau beristirahat secara teratur. Olahraga dapat dilakukan sembarang waktu dan sembarang jenis. Makanan bergizi nyaris tersaji setiap hari. Dan istirahat pun dilakukan setiap saat. Rerata mereka mengatakan bahwa ketiganya merupakan resep terbaik untuk menjaga kesehatan. Namun, ternyata mereka masih pula mengidap beragam penyakit. Oleh karena itu, tentunya kita mesti berusaha mencari penyebabnya. Benarkah ketiganya telah menjadi pilihan utama untuk sehat?

Berkenaan dengan itu, saya akan berbagi tips untuk menjaga kesehatan. Alhamdulillah, kami (saya, istri, dan anak-anak) teramat jarang mengidap penyakit. Mudahan-mudahan kami selalu dijaga kesehatan oleh-Nya. Amin. Kami justru jarang melakukan olahraga secara teratur. Kami paling hanya berjalan-jalan kala memiliki waktu longgar. Kadang kami pergi ke sawah atau menengok saudara. Kami pun jarang makan makanan mahal. Kami justru lahap makan makanan khas kampong: gethuk, pisang rebus, gendar, dan beragam jenis makanan khas lainnya. Istirahat pun jarang dilakukan karena kami senang bekerja. Namun, alhamdulilah, kesehatan kami terjaga dan senantiasa terbina. Mengapa? Kami memiliki tiga resep menjaga kesehatan jiwa dan raga.

Pertama, kami selalu berusaha berpikir positif. Semua kejadian yang menimpa kami selalu diartikan sebagai sesuatu yang positif. Jarang dan teramat jarang kami berpikir negatif jika kami ditimpa kemalangan atau musibah. Seperti beberapa bulan silam, saya menyerempet seorang ibu hingga terluka parah: kepala bocor, tidak sadar, dan selalu muntah. Atas kejadian itu, saya hanya memasrahkannya kepada Allah. Serempetan itu terjadi ketika kami (saya dan istri) akan mendaftarkan haji. Ketika kami memasrahkan semuanya kepada Allah seraya berpikir positif, Allah menjawabnya dengan memberikan kesembuhan. Korban tidak mengalami luka berat meski terlihat secara kasat mata mengalami pendarahan hebat. Ketika banyak orang berpendapat bahwa korban tidak akan selamat, Allah justru memberikan kesembuhan lebih cepat dari dugaan manusia. Atas dasar itu, saya berpendapat bahwa berpikir positif menjadi dasar jika kita ingin meraih kesehatan jiwa dan raga.

Kedua, kami tidak suka menunda berniat baik. Ketika akan melakukan kebaikan, kita sering dihalangi oleh beragam godaan. Jika ingin bersedekah, kita sering digoda dengan keinginan untuk memiliki barang. Ketika akan menunaikan sholat, tiba-tiba acara televise terlihat bagus. Jika ingin menghadiri pengajian, kita sering digoda oleh hujan yang turun cukup deras. Pada kondisi yang demikian, niat baik itu berbalik 180 derajat. Kita suka membatalkan niat baik itu. Sungguh itu adalah keputusan yang teramat keliru. Justru godaan itu menjadi parameter kekuatan keimanan kita. Maka, kami selalu berusaha melakukan segala niat baik meskipun banyak godaan menari-nari di depan mata. Dan ternyata Allah membalasnya dengan segala kelimpahan rezeki-Nya.

Ketiga, kami menjaga mutu rezeki. Doa kita mungkin belum dikabulkan Allah karena beragam sebab. Dari sekian banyak sebab tersebut, saya menduga bahwa mulut kita masih suka berbohong. Antara kata dan perbuatan belum bersepadan, khususnya masalah rezeki. Mengapa? Karena rezeki memberikan energy yang mengaliri raga ketika bekerja. Jika energy itu berasal dari rezeki yang halal, tentunya itu akan memberikan aura positif. Dan itu pun berlaku sebaliknya. Karena kita tidak memerhatikan sumber dan dzat rezeki, badan kita menjadi "kotor" meskipun terlihat "bersih". Sungguh rezeki merupakan pintu utama untuk mendapatkan kesehatan. Maka, kita tentunya mesti berhati-hati ketika mencari rezeki.

Di tengah berkecamuknya beragam jenis penyakit lahiriah dan batiniah, kita akan berhadapan dengan tantangan. Mampukah kita menghadapi tantangan itu dan menyelesaikannya? Agar berhasil mengalahkan tantangan itu, kita harus terkondisi sehat. Lalu, sudahkah kita menjaga kesehatan diri? Jika Anda ingin mendapatkan kesehatan, tak salah ketiga resep di atas dicoba karena saya sudah membuktikannya. Sungguh ketiganya adalah resep untuk hidup sehat dalam ridla-Nya. Amin.

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun