Siapa bilang jadi presiden itu nikmat? Mau makan saja harus dikawal, makanan harus diperiksa, dan tak bebas makan di warung tegal. Siapa bilang jadi direktur dengan uang sekoper enak? Kemana-mana sang direktur dihantui perasaan takut dikuntit penjahat. Maka, rumahnya pun dipagari tembok lima meter plus kawat berduri dengan aliran listrik. Nah, saya memiliki pendapat tentang profesi paling nikmat sedunia. Mau tahu?
Pelatih Renang atau Senam
Coba Anda perhatikan guru atau instruktur olahraga. Tahukah Anda, mengapa mereka rerata awet muda? Meskipun sudah berumur, guru dan atau instruktur terlihat sumringah dan cekatan. Menurutku, mereka terlihat senang karena pekerjaannya memang memberikan kesenangan. Mengapa? Karena setiap hari pegang-pegang dan melihat-lihat yang menyenangkan. Hahahaha….
Anda tentu pernah menjahitkan kain ke penjahit di sekitar rumah Anda. Lalu, apa saja yang dilakukan penjahit itu kepada Anda? Pasti perintah itu seperti ini: tangan mengepak, badan tegak, kaki lurus, dan penjahit itu pun mengukur badan Anda. Senangnya penjahit itu: menyuruh seenaknya sambil mengukur badan! Begitu selesai, penjahit itu hanya senyum-senyum saja. Mungkin badanku yang kerempeng dan tak berisi. He..he..he…..
Tukang Cukur
Rambutku pernah gondrong. Lalu, istriku menyuruhku agar mencukurnya. Dan saya pun pergi ke tukang cukur. Tak lama kemudian, saya dipersilakan duduk. Sesaat kemudian, tukang cukur itu mulai bekerja. Saya disuruhnya agar memiringkan kepala. Saya disuruhnya agar menundukkan kepala. Saya disuruhnya agar mendongakkan kepala (jenggot dan kumisku mau dipotong juga. Bukan lehernya. He..he.he…). Seumur-umur, saya belum pernah diperintah orang macam begini; disuruh-suruh begini-begitu. Enak saja. Yang lebih kurang ajar lagi, tukang cukur minta bayaran setelah pekerjaannya selesai. Sudah pegang kepala orang, menyuruh-nyuruh mutar sana-sini. Eh, minta bayaran. Ha..ha..ha……….
Tukang Pijat
Saya sering kecapekan. Lalu, saya pergi ke tukang pijat di sebelah rumah. Namun, tukang pijat ini sering bertingkah kurang ajar. Saya disuruh melepas baju. Saya disuruh telungkup. Dan saya juga sering disuruh tidur telentang. Lalu, tukang pijat itu mulai bekerja. Kepala, tangan, badan, dan kakiku dipijat-pijat. Saya sering menjerit kesakitan. Eh, tukang pijat itu tak peduli. Kurang ajar! Ketika tukang pijat itu sudah menyelesaikan pekerjaan, dia minta dibayar. Kurang ajar kedua: sudah memijat-mijat badan orang, dia masih minta dibayar. He..he…he…..
Dokter
Suatu hari, kepalaku pusing. Badanku kurang bergairah. Takut menjadi penyakit berbahaya, saya segera pergi ke dokter. Setelah menngambil karcis antrean, saya duduk menunggunya di ruang pasien. Dan tak lama kemudian, namaku dipanggil. Saya pun dipersilakan duduk. Lalu, aku ditanya dokter, “Apa keluhannya, Pak Johan?”