Beberapa anak tampak bergerombol, terlebih anak laki-laki. Mereka mencari tempat yang nyaman. Mereka takut diketahui tingkah lakunya. Entah, apa maksud mereka berbuat begitu. Tampaknya mereka sedang memiliki niat tertentu. Sebagai gurunya, saya berusaha terus memantau gerak-geriknya.
Karena terus berisik, tentu saja saya berusaha menenangkannya. Saya menegur mereka secara tidak langsung dengan menggunakan kerdipan mata. Karena mereka terus berisik, terpaksa saya memelototi mereka. Beberapa saat mereka terdiam.
Namun, mereka kembali riuh. Riuh sekali. Dan pada saat itulah, terpaksa saya berteriak lantang, “Yang kepanasan tidak hanya kalian. Saya pun kepanasan. Oleh karena itu, kalian diam dulu. Jika terus ramai, upacara bendera tidak akan dibubarkan!”
----
Catatan harian tadi pagi saat menjadi pembina upacara bendera hari Senin di sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H