[caption id="attachment_103993" align="aligncenter" width="390" caption=" Sumber: http://indonetwork.co.id/jatiluhurantik/1580905/dingklik-table.htm"][/caption]
Suatu hari, Posyandu Matahari sedang mengadakan pertemuan Posyandu di rumah Bu RT. Hari itu, agenda acara adalah sosialisasi program pemerintah, yakni Keluarga Berencana (KB). Maka, ibu-ibu pun diminta duduk dengan tertib oleh Bu RT. Beberapa menit kemudian, Bu RT bertanya kepada ibu-ibu.
Bu RT: Bu Retno, Ibu KB pakai apa?
Bu Retno: Suamiku pakai karet pemberian BKKBN, Bu RT.
Bu RT: Bu Sumi, Ibu KB pakai apa?
Bu Sumi: Saya pakai suntik, Bu RT.
Bu RT: Bagus. Bu Endang, Ibu KB pakai apa?
Bu Endang: Saya pakai spiral, Bu RT.
Bu RT: Bagus. Bu Sri, Ibu KB pakai apa?
Bu Sri: Pakai dingklik, Bu RT.
Bu RT: Pakai dingklik? Gimana caranya KB pakai dingklik, Bu Sri?
Bu Sri: Begini, Bu RT. Badanku ‘kan tinggi, tetapi suamiku pendek. Kalau lagi butuh, suamiku suka gaya berdiri. Begitu suamiku akan keluar, saya tendang dingklik itu!
(dingklik= sejenis tempat duduk dari kayu/bambu, berkaki empat, agak pendek, dan tanpa sandaran.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H