Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Money

Beginilah PNS yang Tidak Tertib

19 Juli 2011   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Administrasi adalah pekerjaan paling sulit sedunia. Semua piranti sejarah mesti terdokumentasi dengan apik dan rapi. Semua kegiatan yang pernah dilakukan dan dihasilkan harus tersusun secara kronologis. Maka, betapa bahagianya bagi orang yang dapat menertibkan administrasinya. Dan itu menjadi petaka bagi PNS yang berjiwa pemalas. Tulisan pagiku: PNS Tak Tertib.

Pagi ini, saya berusaha merampungkan administrasi ke-PNS-anku. Semua dokumen tersusun secara kronologis. Tujuh map besar terderet di depanku. Satu demi satu, saya menyusun urutan kegiatan dan hasilnya untuk dituliskan dalam arsip kepegawaianku. Alhamdulillah, agaknya hari ini saya dapat menyelesaikannya. Amin.

Namun, saya kaget dan terperanjat dengan beberapa oknum PNS. Mereka terlihat santai dan tidak mengacuhkan tugas administrasi. Menurut informasi, hari ini adalah batas akhir pengumpulan data kepegawaian. Bagiku, jelas waktunya sudah teramat mepet. Mengapa saya menyimpulkan demikian? Jawabnya sangat sederhana: kompleksitas.

Iya, kompleksitas dokumen. Semua PNS diwajibkan menuliskan semua dokumen disertai nomor dokumen dan tahun dikeluarkannya dokumen. Semua harus terbukti otentik. Sejak menjadi CPNS hingga jabatan sekarang, semua dokumen mesti dilaporkan. Maka, betapa sulitnya PNS menyusun semua dokumen itu jika tidak tertib.

Tidak hanya itu. Dokumen itu pun harus disertai dengan sejarah keluarga. Sejak orang tua, dirinya, hingga data pribadi saudara atau family harus dilaporkan pula. Maka, saya berkesimpulan bahwa PNS diminta menyusun sejarah kehidupannya. Sungguh teramat kompleks pekerjaan itu. Saya tidak dapat membayangkan jika PNS itu berpindah-pindah tugas dan atau jabatan. Tentu teramat sangat sulit dilakukan pengumpulan data.

Namun, itu tidak boleh menjadi alasan bagi PNS untuk bermalas-malasan. PNS wajib mengerjakannya karena PNS sudah disumpah untuk memberikan data dengan sebenar-benarnya. Dan itu menjadi petaka bagi PNS Pemalas. Celakalah PNS yang tidak tertib kepegawaiannya.

Sebagai akhir tulisan, saya menyampaikan saran kepada para CPNS dan PNS seluruh tanah air. Marilah kita mulai membudayakan tertib administrasi. Susah-mulia, kitalah yang merasakannya. Jangan suka mengandalkan orang lain atau pegawai tata usaha. Jika Anda tertib administrasi, sebenarnya ketertiban itu akan berbuah manis buat Anda dan bukan orang lain.

Selamat Pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun