Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimanakah Menghadapi Anak Kritis?

13 Juli 2011   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13105551691488161820

[caption id="attachment_122517" align="aligncenter" width="640" caption="Muhammad Zuhdi Alghifari dengan kedua adiknya."][/caption]

Siang ini tidak terlalu panas. Saya menjemput ananda dengan santainya. Sekitar lima belas menit kemudian, sampailah saya di sekolahnya. Ternyata, ananda belum pulang dan saya menunggunya di sekitar sekolahan sambil bercengkerama sesama wali murid. Jam 13.45, ananda pulang dan menuju parkiranku. Dan kami pun melaju menuju warung es buah yang menjadi langganan kami.

Saya memesan semangok dua mangkok es buah, semangkok mie ayam dan semangkok bakso. Ananda hari ini ingin makan bakso dan minum es buah. Sudah lama ananda tidak jajan di tempat itu. Maka, saya pun mengiyakan saja permintaannya.

Sambil menunggu pesanan terhidang, saya bertanya tentang pelajaran hari itu. Ananda pun menjawab beragam pertanyaan dengan cekatan. Satu pernyataan ananda membuatku terkejut: Pak, sekolahku itu gimana sih? Katanya CERDAS, KREATIF, DAN MANDIRI. Kenapa makan diambilkan pak guru? Saya ‘kan malu makan diambilkan.” Sebuah ungkapan yang teramat cerdas untuk ukuran anak SD kelas 3.

Sekolah ananda menyediakan snack, minuman, dan makan siang di sekolah. Semua bertujuan agar kebersihan dan nilai gizi anak terjaga. Snack diberikan sekitar jam 10 dan makan siang disajikan sekitar jam 12.30. Minuman dapat diambil sembarang waktu.

Sekolah ananda mempunyai slogan yang cukup menarik: cerdas, kreatif, dan mandiri. Setiap kata itu mempunyai nilai makna yang teramat tinggi. Dan saya menyukainya. Namun, ternyata ananda kurang sreg dengan kata mandiri. Ananda mengartikan kata itu sebagai bentuk kemandirian dan tidak perlu dibantu. Ananda ingin melakukannya sendiri tanpa perlu menyusahkan orang lain, termasuk guru.

Saya menangkap penafsiran itu berdasarkan kebiasaan di rumah. Ananda tidak mau dibantu ketika menghadapi kesulitan. Ananda berusaha mencari jawaban sendiri seraya gemar membaca buku. Jika kesulitan itu tak kunjung terjawab, barulah ananda bertanya kepadaku. Dan pertanyaan siang itu sedemikian membuatku tertegun. Sungguh luar biasa kekritisannya!

Sebagai anak pertama, ananda ingin menunjukkan kemandirian seraya berusaha tidak mengganggu orang lain. Maka, ananda merasa risih ketika bapak dan ibu guru mengambilkan makanan untuknya. Ananda ingin mengambil makanan siangnya sendiri. Ananda ingin mengambil minuman dan buahnya sendiri. Ananda tidak ingin menyusahkan bapak dan ibu guru. Apa daya, ananda terpaksa menerima pemberian bapak-ibu guru sembari bersungut-sungut.

Begitulah kelakuan ananda, Muhammad Zuhdi Alghifari, anak sulungku. Ananda menunjukkan kecerdasannya seraya berani menyatakan pendapatnya tanpa berlatar rasa takut. Ungkapkanlah kebenaran meskipun kadang terasa pahit. Namun, yakinilah bahwa pahit itu akan terasa menyehatkan diri di kemudian hari. Dan ananda meresapi nasihatku itu hari ini dan semoga hari-hari nanti. Semoga bermanfaat. Amin. Terima kasih.

Selamat Malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun