Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Awal Menjadi Penulis

30 Mei 2010   11:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:52 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_153644" align="alignleft" width="300" caption="Ketika menulis, kesalahan itu pasti terjadi"][/caption]

Dalam berbagai kesempatan, saya sering, bahkan selalu ditanya perihal kisah menjadi penulis. Sebenarnya, saya merasa belum dapat disebut penulis. Masih banyak penulis senior yang jebih produktif dan  lebih berkualitas. Sayangnya, mereka (para penulis itu) tidak bergabung di kompasiana. Mungkin mereka tenggelam atau menenggelamkan diri dalam rutinitas kepenulisan. Maklum, hasil kegiatan menulis memang sangat besar dan menjanjikan.

Seperti pagi tadi. Usai mengajar, saya justru “disandera” para mahasiswa. Rekan-rekan mahasiswa begitu terinspirasi untuk menjadi penulis. Maka, itu memang telah menjadi maksud pengajaran yang saya lakukan. Dan saya pun menyambut uluran diskusi itu dengan senang hati dan lapang dada.

Kepada mahasiswa saya sampaikan bahwa saya mulai menekuni menulis dari hal yang sangat sederhana. Semasa menjadi mahasiswa di IKIP Yogyakarta, saya berkecimpung di pers kampus dengan mendirikan Lembaga Pers Kampus (LPM) Ekspresi. Saya aktif di pers kampus hingga lulus.

[caption id="attachment_153645" align="alignleft" width="300" caption="Mengawali menulis memang begitu sulit"][/caption]

Setelah lulus, saya sempat menjadi guru honorer. Lalu, nasib baik menghampiriku. Pada tahun1998, saya diterima CPNS. Sebagai guru bahasa Indonesia, saya memang mengajarkan kompetensi menulis kepada para siswa. Setiap ada kesempatan, saya menulis surat pembaca ke media lokal. Sekali-dua kali dimuat, itu membuat saya lebih termotivasi. Lalu, saya memberanikan diri untuk menulis artikel. Dan lagi-lagi dimuat. Terus dan terus menulis.

Pada tahun 2007, saya ditawari rekan untuk menulis LKS (Lembar Kegiatan Siswa). Saya pun menerima tawaran itu. Setiap LKS, saya dibayar Rp 1 juta. Lumayanlah untuk ukuran seperti saya.

Ternyata, LKS buatan saya disenangi sebuah penerbit. Menurutnya, LKS buatan saya layak untuk dijadikan buku. Maka, pada tahun 2008, saya ditawari untuk menulis buku teks. “Kesempatan tak datang dua kali”, pikirku. Saya pun menerima tawaran ini. Saya dipercaya untuk menulis buku teks Bahasa Indonesia SMP Kelals 7, 8, dan 9. Alhamdulillah, 2 dari 3 buku itu lolos penilaian BSNP. Dari sinilah gayung bersambut dan terus bersambut hingga sekarang.

Karena telah menikmati buah dari menulis, kebiasaan itu telah mengubah pola pikir dan keadaaan ekonomi saya. Saya pun semakin bersemangat untuk menjadi penulis. Alhamdulillah, hingga saat ini, saya telah menulis semua jenis tulisan; artikel, jurnal, penelitian, esai, feature, buku, modul, dan kompasiana tentunya. Bagiku, menulis itu begitu menyenangkan. Tidak hanya hati kita terasah sehingga menjadi semakin tajam. Pikiran kita pun dapat menjadi semakin peka. Bagiku, menulis itu menjadi hobi yang benar-benar positif. Nah, sudahkah hobi menulis Anda miliki? Closing saya kepada mahasiswa? (www.gurumenulisbuku.blogspot.com)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun