Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Pelit Memuji

23 Agustus 2022   00:06 Diperbarui: 23 Agustus 2022   00:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Bermain di media sosial memang asyik hingga kita sering lupa waktu. Terlebih ketika status (tulisan, gambar, foto, video) yang kita share mendapatkan banyak jempol, like, share, dan komentar. Wah, kita pasti bangga banget. Hati pun berbunga-bunga.

Jika kita mau menelisik lebih jauh, sebenarnya kebahagiaan itu hadir karena teman-teman memberikan apresiasi terhadap status itu. Sebenarnya belum tentu status itu bagus atau menarik, tetapi niat teman memberikan pujian karena menghargai kita yang jadi temannya. Artinya, kebaikan teman itulah yang jadi kunci kebahagiaan itu hadir.

Sekarang coba dibalik. Kita bikin tulisan, gambar, foto, atau video, tetapi tidak ada (baca: sedikit sekali) yang like dan komentar. Perasaan kita pasti sedih, kecewa, bahkan kadang menyalahkan teman yang tidak kasih jempol meskipun keseharian sering makan bareng.

Karena itulah, kita harus peka. Mengapa si A mendapatkan banyak like dan komentar, sedangkan statusnya biasa-biasa saja? Sebaliknya, mengapa tidak ada yang mengomentari status si B, sedangkan statusnya sangat bagus. Dari sinilah mestinya kita introspeksi. Ambil cermin, berkaca, lalu bertanya, "Who I am?"

Sangat mungkin kita ini pelit sekali memuji teman, siswa, atau mahasiswa. Kita sering berharap like dan komentar mereka, kita tak pernah memuji status mereka. Bahkan hanya sekadar jempol dan subscribe saja tak jua kita mau kasih. Kita suka pilih-pilih teman. Kita sering lupa bila semua netizen itu sama saat berada di media sosial.

Karena itulah, sekecil apapun karya teman, berikanlah apresiasi. Jangan suka mencela dan atau mencari kekurangan orang lain. Fokus saja pada kebaikan dan kelebihan yang dimilikinya. Insya Allah itu akan berbuah manis. Setidaknya, kita akan bertambah banyak teman.

Video ini ini contohnya. Awalnya, anak-anak kurang pede ketika ditunjuk jadi petugas upacara. Ada yang enggan, menolak, bahkan tak ikut latihan. Perlu kesabaran ekstra menghadapi situasi itu.

Saat ngobrol dengan mereka, motivasi kesadaran tak henti diberikan. Kalian pasti bisa karena semua orang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses. Tinggal pilih mana karena sukses itu pilihan, sedangkan bodoh itu tanpa batas.

Setelah dua-tiga kali latihan, ternyata hasilnya tak mengingkari prosesnya. Salut sekali dengan kekompakan dan kesabaran mereka. Sungguh kalian adalah anak-anak yang hebat. Selamat...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun