[caption id="attachment_211935" align="alignleft" width="637" caption="Freez memberi peluang bagi penulis yang sulit menembus Kompas cetak."][/caption]
Bergembiralah rekan-rekan kompasianer. Media kita ini, Kompasiana, memiliki edisi cetak, yaitu Freez. Jarang dan mungkin kita tidak akan menjumpai media sosial yang memiliki edisi cetak. Meskipun sekadar disisipkan di Koran Kompas, tentunya kita tetap perlu berucap syukur karena kita masih memiliki kesempatan agar tulisan-tulisan kita dapat nongol alias dimuat di media cetak. Dan saya menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Tercatat, tulisanku sudah dimuat dua kali sejak Freez diluncurkan setahun lalu. Tulisan pertama yang dimuat Freez berjudul Membangun Relasi lewat Reuni dan tulisan kedua yang dimuat hari ini (Rabu, 12 September 2012) berjudul Pemanfaatan Gadget untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Seperti telah kita ketahui, betapa sulitnya kita menembus Koran Kompas. Persaingan antarkolumnis teramat ketat dengan beragam profesi, kepangkatan, dan asal muasal. Ratusan, bahkan ribuan, artikel baru masuk dan menjejali email Koran Kompas. Dari sekian banyak artikel yang masuk, tentu redaksi hanya akan memilih artikel-artikel terbaik dari sekian artikel yang baik. Maka, sekali lagi, kita harus berterima kasih kepada media keroyokan ini karena menyediakan edisi cetaknya. Jelas itu menjadi peluang bagi kita, kompasianer, untuk berlomba-lomba menulis artikel yang baik agar dapat dimuat di Freez.
Dimuatnya tulisan tersebut, jelas berita menjadi "sesuatu" yang teramat berkesan bagiku hari ini. Tidak hanya tulisan itu menambah karya ilmiah cetak yang telah saya miliki, tetapi keinginanku berbagi pengalaman tentang peningkatan mutu pembelajaran tersalurkan. Mengapa demikian? Tak lain karena tulisan itu berasal dari pengalamanku ketika menyusun 2 (dua) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk kompetensi yang berbeda, yaitu Meningkatkan Kompetensi Bertelepon dengan Memanfaatkan Telepon Selular dan Pemanfaatan Gadget untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Pesan Singkat. Karena tulisanku telah dimuat dua kali, akhirnya saya dapat menemukan lima tips atau strategi agar tulisan kita dapat dimuat Freez. Berikut kupasannya.
Status Terverifikasi
Sebaik apapun tulisan kita tidaklah mungkin dimuat Freez jika status kita belum terverifikasi. Peraturan ini jelas ditulis secara kasat mata pada status pembuka halaman Freez yang berbunyi, “Sebelum mengirim tulisan untuk Kompasiana Freez, pastikan Anda sudah memverifikasi akun. Belum terverifikasi? Klik di sini.”Oleh karena itu, saya menghimbau dan mengajak teman-teman agar segera melakukan verifikasi status dengan mengirimkan kopian identitas diri. Jika status kita terverifikasi, insya Allah, kita akan lebih berhati-hati ketika menulis artikel atau berkomentar di tulisan teman.
Bersifat Reportase
Sebagaimana pernah disampaikan admin, Kompasiana adalah media sosial yang cenderung mengidentitaskan diri sebagai Citizen Journalism. Oleh karena itu, diharapkan tulisan-tulisan kompasianer berisi laporan kegiatan. Namun, karena keterbatasan kemampuan setiap kompasianer, banyak tulisan-tulisan berisi opini yang mengupas fenomena atau isu aktual yang berkembang. Menurutku, sepertinya tulisan yang bersifat opini sulit dimuat untuk menjaga ciri khas Kompasiana sebagai CJ.
Memerhatikan Bahasa
Meskipun kompasianer memiliki kebebasan untuk menulis apa saja dengan segala gaya, mestinya kompasianer memerhatikan selingkungan bahasa yang digunakan. Hendaknya kompasianer berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika tulisan sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik, pihak penyunting atau editor dapat melakukan penilaian kualitas tulisan secara langsung. Dan pekerjaan ini meringankan editor bahasa sekaligus mendeteksi kemahiran berolah bahasa kompasianer.
Unik atau Baru
Tulisan-tulisan yang dikirimkan ke Freez sebaiknya berisi sesuatu yang khas, unik, atau baru. Ada sesuatu yang baru tersirat di dalamnya. Tulisan itu akan menjadi lebih berkualitas jika berasal dari pengalaman pribadi kompasianer, baik pengalaman karena pengamatan maupun tindakan. Keunikan itu akan menjadi added value atau nilai tambah karena jelas akan menghasilkan kesan positif bagi pembaca media induk, yaitu Kompas.
Bermanfaat
Tulisan sebaiknya tidak hanya berisi curhatan perasaan kompasianer. Hendaknya tulisan itu berisi sesuatu yang dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Meskipun mungkin sekadar berbentuk pengalaman sederhana, justru kesederhanaan itu dapat menjadi daya tarik. Tidak selalu sesuatu yang mahal pasti bermanfaat. Justru sesuatu yang sering disepelekan banyak orang dapat memberikan manfaat. Seperti pengalamanku yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan piranti HP aliad gadget, sontak kegiatan PTK-ku menjadi pusat perhatian rekan-rekan guru dan murid. Biasanya HP hanya boleh dibawa dan digunakan guru, tetapi justru saya meminta murid membawa HP.
Begitulah lima tips atau strategi yang dapat saya tuliskan agar tulisan-tulisan kita dimuat di Freez. Bukan bertujuan memeroleh sekadar honor, melainkan bentuk dokumentasi tertulis jelas lebih bernilai dari sekadar tulisan yang tampil di layar kaca. Untuk edisi Rabu, 19 September 2012, Freez mengambil topik tentang perolehan beasiswa. Jika teman-teman memiliki pengalaman tentang upaya mendapatkan beasiswa, kiranya pengalaman itu dapat ditulis dan dikirimkan ke Obrolan Freez. Tak sulit kok nembus Freez!
Teriring salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H