Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Money

Manfaatkan Peluang Emas Jadi Jutawan Baru

28 Maret 2012   01:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:23 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_178751" align="alignleft" width="300" caption="Salah satu contoh buku teks karyaku."][/caption]

Untuk mendapatkan penghasilan, beragam cara dapat digunakan: bekerja kantoran, berdagang, mengajar, atau memproduksi barang. Jika bekerja kantoran, itu sering disebut karyawan atau pegawai kantoran. Jika bekerja berdagang, itu disebut perdagangan atau trading. Jika mengajar, itu disebut dosen, guru, atau widyaiswara. Jika bekerja untuk memproduksi barang, itu disebut produsen. Semua  jenis pekerjaan itu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun, masih terdapat peluang lain untuk bekerja. Pekerjaan ini tidak menuntut banyak persyaratan. Pekerjaan ini dapat dilakukan semua orang. Pekerjaan ini pun tidak memerlukan banyak modal. Satu modal yang perlu dimiliki: ketekunan. Pekerjaan itu adalah penulis buku.

Kemarin, Selasa (27 Maret 2012), sekitar jam 14.00, saya mendapat kiriman SMS dari  sahabatku yang bekerja di Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puskurbuk Kemdikbud) Jakarta. SMS itu berisi kabar bahwa Penilaian Buku Sekolah Elektronik (BSE) 2012 telah dilansir pihak berwenang. Segala informasi ini dapat dibaca dan diunduh di BSNP Indonesia.

BSE memiliki banyak kelebihan jika dilihat dari perspektif usaha. Hanya bermodal sekitar Rp 5 juta untuk setiap bukunya, penulis dapat memanen hasil yang luar biasa. Meskipun sumber informasi tidak menyebutkan nominal pembelian BSE, saya dapat membandingkannya dengan tahun lalu. Waktu itu, satu buku dinilai antara Rp 75 – 175 juta untuk setiap judul. Maka, tentunya usaha ini teramat menggiurkan. Lalu, untuk apa uang Rp 5 juta itu?

Penjualan buku ke BSNP harus berbentuk dummy alias siap cetak. Setiap penulis harus mengirimkan naskah buku dalam bentuk buku jadi tetapi masih berwujud file. Untuk mendesain BSE, tentu penulis harus bekerja sama dengan setter, lay outer, illustrator, dan penyunting bahasa. Untuk semua kepentingan itu, diperlukan biaya. Maka, uang Rp 5 juta itu digunakan untuk membayar semua tenaga dan bahan yang diperlukan. Jika Anda tertarik untuk mengikutinya, saya dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.

Pertama, silakan Anda memelajari jenis buku yang akan Anda tulis. Jenis buku dan peruntukannya sangatlah banyak. Oleh karena itu, pilih jenis buku dan jenjang peruntukannya (SD, SMP, SMA/ SMK). Anda tidak perlu memaksakan diri untuk jenjang tertentu jika kemampuan Anda terbatas.

Kedua, pelajari BSE atau buku teks yang telah ada di pasaran. Temukan kelebihan dan kekurangan BSE atau buku teks yang ada. Lalu, perhatikanlah jenis setting dan lay out-nya. Anda dapat meniru ukuran, pewarnaan, dan juga grafika kepada buku yang telah ada. Jika sudah memahami semuanya, Anda dapat memulai menuliskan naskah.

Ketiga, perhatikan konsistensi bahasa. Bahasa untuk setiap jenjang pendidikan tentulah berbeda-beda. Bahasa anak SD, SMP/ MTs, SMA/ MA, dan SMK tentu memiliki karakteristik keterbacaan. Oleh karena itu, jagalah konsistensi bahasa. Akan lebih baik lagi jika Anda bekerja sama dengan penyunting atau bahasawan/ linguis untuk memerbaiki bahasa yang Anda gunakan.

Keempat, jagalah konsistensi grafika. Perhatikan desain antarbab buku. Anda harus menjaga keharmonisan grafika agar terlihat memiliki kesamaan. Janganlah Anda bersikap ceroboh dengan sering melakukan beragam perbedaan desain. Tentu itu akan menjadi perhatian pihak reviewer buku.

Kelima, perhatikanlah daftar pustaka dan halaman indeks. Setiap BSE harus mencantumkan kedua bagian buku itu pada halaman terakhir. Anda adalah penulis dan bukan pengarang. Oleh karena itu, Anda harus menuliskan sumber atau referensi yang Anda gunakan untuk mengembangkan buku tersebut. Teknik penulisan daftar pustaka dapat dibaca di salah satu tulisanku. Cari saja di arsip rubrik buku tulisanku!

Atas profesi sebagai penulis buku, saya telah mendapatkan semua keinginan. Jika saat ini Anda belum mendapatkan penghasilan cukup, mungkin peluang ini dapat digunakan untuk mengubah keadaan. Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu tidak berusaha mengubahnya.

Sebagai penutup, mungkin saja Anda akan mengalami kesulitan selama proses penulisan BSE tersebut. Jika kondisi itu terjadi, saya siap membantu kesulitan Anda. Silakan Anda mengundangku, berkirim SMS, email, atau bahkan meneleponku. Dengan senang hati, saya akan memberikan bimbingan agar BSE Anda dapat terbeli. Selamat berkarya karena saya yakin bahwa Anda bisa berkarya!

Teriring salam,

Johan Wahyudi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun