HP-ku sering tertinggal di banyak tempat. Namun, HP-ku sering kembali utuh. Pernah saya mengikuti kerja bakti atau gotong royong di kampungku. HP-ku jatuh. Namun, HP-ku kembali kepada pemiliknya utuh. Pernah pula HP-ku tertinggal di teras rumah ketika saya dan anak-anak pergi. Namun, HP-ku lagi-lagi tidak memancing minat pencuri untuk mengambilnya. Mungkin pencuri itu berpikir, "Lebih baik nyawa saya daripada HP jadul itu."
Dalam banyak kesempatan, saya sering mengisi kegiatan diklat, motivasi, dan perkuliahan. Reata peserta memiliki HP yang teramat bagus dan mahal. Pada waktu itu, mereka sering memainkan HP-nya. Atas kebiasaan itu, saya sering menyindir seraya menunjukkan HP-ku. Dan betapa kagetnya mereka. Ternyata, mereka sama sekali tak menyangka bahwa saya justru memilih dan memiliki HP produk lama. Dan akhirnya mereka pun enggan berkomentar seraya menyimpan HP-nya. Itulah adalah niatan: memiliki rasa malu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H