Saya telah mendapatkan pelajaran yang teramat berharga pada Senin (3 Oktober 20011) lalu. Pelajaran yang teramat berkesan dan bermanfaat. Pelajaran yang akan selalu kukenang sepanjang hayat. Pelajaran yang memaksaku untuk meninggalkan kebiasaan yang pernah kulakukan puluhan tahun sebelumnya. Kebiasaan itu adalah merokok.
Ya, saya adalah perokok berat. Saya mengenal rokok sejak kuliah dan bekerja. Karena telah mendapatkan uang dari usaha mandiri, saya mulai mengisap rokok. Kadang sehari satu bungkus. Kadang semalam satu bungkus. Tak pasti karena lingkungan kos-ku memang perokok. Jadi, saya merokok bersama-sama dengan teman-teman.
Kebiasaan merokok terulang dan terbiasa lagi ketika saya bekerja di instansiku. Karena banyak teman merokok, saya ikut-ikutan merokok lagi. Kadang kami bersantai mengisap rokok sambil membaca koran di taman sekolah. Namun, kadang saya merokok sendiri sambil membaca buku. Dan kebiasaan merokok itu kian menjadi semenjak saya menjadi penulis buku.
Dalam semalam, saya bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Ketika saya sudah berada di ruang kerjaku, saya langsung menyulut rokok sambil memainkan keyboard laptop-ku. Terus-menerus saya mengisap tembakau sambil memelototi huruf demi huruf sehingga terangkai menjadi kata, kalimat, dan naskah.
----
“Pak Johan, menurut diagnosis kami, jantung Pak Johan sehat. Namun, kami mencurigai kondisi paru-paru Pak Johan. Di sini ada grafik naik yang mengindikasikan bahwa paru-paru Pak Johan tidak normal. Oleh karena itu, kami menyarankan Pak Johan untuk rontgen” jelas tim dokter RSUP Moewardi Solo.
Mendengar penjelasan tim dokter itu, saya kaget. Ternyata, kebiasaan merokokku benar-benar berakibat buruk bagi kesehatanku. Rokok telah mengikis kesehatan paru-paruku. “Kurang ajar, saya mesti membuang jauh-jauh si keparat itu” batinku. Dan sejak saat itu pula, saya mengikrarkan diri untuk tidak merokok lagi. Mudah-mudahan kisah ini dapat bermanfaat bagi sahabat yang saat ini masih merokok. Mari kita berhenti merokok demi kesehatan diri dan orang lain!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H