Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, 30 pengarang dongeng terbaik Kemdikbud 2024, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saya Berjanji Tak Merokok Lagi

5 Oktober 2011   15:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya telah mendapatkan pelajaran yang teramat berharga pada Senin (3 Oktober 20011) lalu. Pelajaran yang teramat berkesan dan bermanfaat. Pelajaran yang akan selalu kukenang sepanjang hayat. Pelajaran yang memaksaku untuk meninggalkan kebiasaan yang pernah kulakukan puluhan tahun sebelumnya. Kebiasaan itu adalah merokok.

Ya, saya adalah perokok berat. Saya mengenal rokok sejak kuliah dan bekerja. Karena telah mendapatkan uang dari usaha mandiri, saya mulai mengisap rokok. Kadang sehari satu bungkus. Kadang semalam satu bungkus. Tak pasti karena lingkungan kos-ku memang perokok. Jadi, saya merokok bersama-sama dengan teman-teman.

Kebiasaan merokok terulang dan terbiasa lagi ketika saya bekerja di instansiku. Karena banyak teman merokok, saya ikut-ikutan merokok lagi. Kadang kami bersantai mengisap rokok sambil membaca koran di taman sekolah. Namun, kadang saya merokok sendiri sambil membaca buku. Dan kebiasaan merokok itu kian menjadi semenjak saya menjadi penulis buku.

Dalam semalam, saya bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Ketika saya sudah berada di ruang kerjaku, saya langsung menyulut rokok sambil memainkan keyboard laptop-ku. Terus-menerus saya mengisap tembakau sambil memelototi huruf demi huruf sehingga terangkai menjadi kata, kalimat, dan naskah.

----

“Pak Johan, menurut diagnosis kami, jantung Pak Johan sehat. Namun, kami mencurigai kondisi paru-paru Pak Johan. Di sini ada grafik naik yang mengindikasikan bahwa paru-paru Pak Johan tidak normal. Oleh karena itu, kami menyarankan Pak Johan untuk rontgen” jelas tim dokter RSUP Moewardi Solo.

Mendengar penjelasan tim dokter itu, saya kaget. Ternyata, kebiasaan merokokku benar-benar berakibat buruk bagi kesehatanku. Rokok telah mengikis kesehatan paru-paruku. “Kurang ajar, saya mesti membuang jauh-jauh si keparat itu” batinku. Dan sejak saat itu pula, saya mengikrarkan diri untuk tidak merokok lagi. Mudah-mudahan kisah ini dapat bermanfaat bagi sahabat yang saat ini masih merokok. Mari kita berhenti merokok demi kesehatan diri dan orang lain!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun