[caption id="attachment_159320" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption]
"Kurang ajar! Maunya kunci motorku diperbaiki, justru tukang kunci itu membredel bodi kunci motorku" batinku. Nyaris saja saya terlambat mengajar. Syukurlah motorku tetap bisa diperbaiki. Namun, saya masih mendongkol karena ulah tukang kunci yang main rusak itu. Oleh karena itu, saya perlu menuliskan ini agar rekan-rekan berhati-hati jika ingin membuat duplikat kunci.
Kemarin, saya pergi naik motor. Ketika hampir tiba di rumah, saya berhenti di sebuah toko untuk membeli oleh-oleh bagi anak-anakku. Saya teramat terkejut ketika kunci motorku sudah lenyap. Tentu kunciku jatuh karena saya sempat merasakan goncangan hebat akibat jalanan rusak tadi. Untuk mematikan mesin motor, saya nge-chock. Dan matilah motor itu.
Pagi ini, saya akan mengajar ke kampus di daerah Kartasura Solo. Saya berangkat lebih pagi karena saya ingin membuat kunci duplikat untuk motorku. Setelah bertanya ke sana-sini, saya menemukan tukang kunci di selatan perempatan Kartasura. Saya pun menunggu beberapa lama hingga tukang kunci itu membuka semua pintu kiosnya.
Setelah menyampaikan keluhanku, tukang kunci itu segera mengambil peralatan. Saya duduk agak menjauh karena sinar matahari begitu menyilaukan mata. Saya melihat tukang kunci itu mengutak-atik bagian kunci motor dengan menggunakan kawat dan kunci-unci duplikat lainnya. Saya tidak begitu memedulikan tingkahnya karena saya asyik membaca kompasiana dengan HP jadulku.
Tiba-tiba, tukang kunci itu memanggilku, "Pak, bodi kuncinya palsu. Ganti saja dengan yang asli."
Saya kaget sekali. Buru-buru saya melihat bodi kunci motorku. Masya Allah, bodi kunci motorku rusak parah alias [di]pecah berantakan alias mesti diganti semuanya. Sejenak saya terdiam karena saya seakan dibuatnya tak percaya. Mengapa tukang kunci itu merusak bodi kunci motorku?
Tiba-tiba, tukang kunci memamerkan beberapa kunci kepadaku. Terlihat kunci-kunci itu masih bagus dan kelihatannya memang asli. Namun, saya ragu-ragu karena memertimbangkan harganya. Mengapa? Tukang kunci itu mematok harga berkisar Rp 140.000 hingga Rp 50.000. Meskipun barang bekas, mengapa barang itu masih terbilang mahal?
Saya jadi teringat dengan cerita teman dahulu. Temanku pernah bercerita bahwa kita mesti berhati-hati dengan tukang kunci. Konon tukang kunci itu mempunyai beberapa kebiasaan buruk. Ada beberapa oknum tukang kunci berperilaku jahat. Berikut catatan yang dapat saya berikan:
- Jangan pernah Anda mengundang tukang kunci jika kunci rumah Anda hilang. Sebaiknya Anda berusaha agar tukang kunci tidak mengetahui kondisi rumah Anda. Konon tukang kunci dapat mengetahui rahasia kunci rumah. Tentu kita perlu mewaspadai oknum tukang kunci yang berniat jahat!
- Jika kunci motor atau mobil Anda hilang, sebaiknya Anda bertanya tentang spesifikasi barang duplikat agar tidak tertipu. Jujur saja, saya merasa tertipu dengan ulah tukang kunci tadi. Tanpa banyak bertanya, tukang kunci itu langsung merusak bodi kunci sehingga saya mesti membeli barang baru.
- Hati-hati jika tukang kunci menawarkan bodi kunci baru. Saya terkejut dan teramat kaget ketika melihat banyak bodi kunci asli. Darimana tukang kunci itu mendapatkan barang-barang itu? Jika tukang kunci itu membeli spare parts dari dealer, tentunya semuanya masih tersegel. Namun, barang-barang itu begitu terbuka. Terlihat kabel-kabel kunci itu terpotong yang menggambarkan kecurigaan bahwa barang-barang itu berasal dari barang curian. Jangan-jangan tukang kunci itu menjadi penadah pencurian kendaraan bermotor?
Tulisan ini sekadar himbauan agar kita mesti mewaspadai ulah segelintir orang yang menggunakan cara-cara licik untuk meraih rezeki. Mudah-mudahan tukang kunci itu tersadar atas kesalahannya. Dan semoga tidak semua tukang kunci berperilaku demikian. Amin.
Sumber gambar: Sini