Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kecil Gemar Judi, Gimana Besarnya Nanti

12 Desember 2011   00:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_155404" align="aligncenter" width="640" caption="Menurutku, sabung ayam termasuk jenis perjudian karena menggunakan taruhan."][/caption]

Kebiasaan konon akan menjadikan seseorang untuk terbiasa. Kebiasaan akan membekas kuat pada diri jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini. Dan jika kebiasaan itu baik, tentunya kebiasaan itu akan menjadi sebuah nilai tambah baginya. Namun, itu pun berlaku sebaliknya. Kebiasaan buruk akan menjadi petaka jika pelaku tak tersadar bahwa itu adalah kebiasaan buruk. Tulisanku pagi ini: Gemar Judi? Kemarin siang, saya ingin membeli bibit buah-buahan ke penjual di lain kampung. Saya mesti menyusuri jalanan perkampungan meskipun air hujan rintik-rintik membasahi kaosku. Saya meneruskan perjalanan karena saya memang sudah berniat untuk membeli bibit buah-buahan untuk ditanam di dua petak tanahku. Saya ingin memerluas kebun buah sehingga nanti kami (saya, istri, anak-anak, dan juga sahabat) senang berkunjung dan betah di rumah. Rumah penjual bibit buah-buahan berjarak sekitar 5 km dari rumahku. Oleh karena itu, saya mesti berkali-kali belok karena jalanan perkampungan memang demikian. Saya memangh tidak berkeinginan untuk berpindah ke penjual lain karena penjual bibit buah-buahan ini teramat istimewa. Apa keistimewaannya? Pertama, penjual memberikan garansi jika bibitnya mati karena kesalahan jenisnya. Kedua, penjual berkenan untuk menanamkan sehingga saya tidak perlu mencari tenaga lain. Ketiga, penjualnya termasuk pribadi yang ramah sehingga berkali-kali ia datang ke rumahku untuk sekadar bersilaturahmi. Biasanya penjual itu menginformasikan jenis tanaman buah terbaru. Selama perjalanan sekitar setengah jam itu, saya sempat terhenyak ketika saya tiba di suatu kampung. Di tengah rintik-rintik hujan, saya melihat anak-anak yang sedang mengadu ayam. Anak-anak itu terlihat sedang jongkok melingkari ayam yang sedang bertarung. Terlihat pula seorang anak yang agak besar sedang berjalan-jalan menghampiri setiap anak yang hadir. Mungkin anak yang lebih besar itu sedang meminta uang kepada setiap pengunjung yang bertaruh. Jika benar bahwa mereka - anak-anak itu - sedang berjudi sabung ayam, saya sangat menyesalinya. Mereka jelas berusia anak-anak tetapi mereka sudah berkelakuan buruk. Mengadu ayam, menurutku, termasuk jenis tindakan yang kurang terpuji. Meskipun ayam termasuk jenis hewan, ayam juga termasuk makhluk Tuhan yang mesti disayangi dan juga dikasihani. Janganlah ayam dijadikan objek atas pelampiasan manusia yang gemar mengadu nyawa. Kebiasaan berjudi di dunia anak tidak hanya ditemukan pada aduan ayam. Saya juga pernah melihat perjudian dengan perantaraan layang-layang, burung merpati, kambang atau sejenis kayu kecil yang dihanyutkan, dan sepak bola. Saya dapat mengambil kesimpulan bahwa itu termasuk judi karena uang menjadi taruhan di akhir kegiatan. Jika semasa kecil mereka sudah gemar berjudi, saya tidak dapat memprediksi kelakuan mereka jika sudah berumur dewasa. Apakah penyakit judi akan sembuh ataukah justru semakin menjadi-jadi? Setahuku, judi selalu memancing penggilanya untuk tergila-gila. Konon penjudi itu tidak mengenal bosan dan atau kapok karena ia selalu "berandai-andai" untuk menang. Menurutku, lebih baik makan singkong tetapi nyata daripada makan roti tetapi cuma mimpi. Judi adalah musuh kita bersama! Sumber gambar: Sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun