Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Marilah Berbahasa yang Benar

1 Oktober 2010   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:49 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini, kita berada di Bulan Oktober. Bagi bahasawan, bulan ini dikenal denan istilah Bulan Bahasa. Ini sebutan ini didasarkan dari keterkaitan dengan salah satu bunyi Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan bahwa berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Sebagai guru bahasa Indonesia, saya menyambut bulan ini dengan suka cita. Alhamdulillah, bidang saya selalu diperingati bangsa dan rakyat Indonesia. Jika dibandingkan dengan rekan sejawat nonbahasa Indonesia, saya tentu lebih bergembira lagi. Ini disebabkan bidang mereka yang tidak diperingati. Ha..ha..ha….!

Nah, berkaitan dengan hal itu, saya mengajak rekan-rekan kompasianer, marilah kita jadikan bulan ini sebagai tonggak dimulainya ketaatan berbahasa Indonesia. Saya sering menemukan tulisan rekan-rekan yang berbau bahasa asing. Memang diperkenankan dan tidak dilarang untuk sesekali menggunakan istilah bahasa asing. Namun, penulisannya pun harus menaati Ejaan Yang Disempurnakan dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Kita harus peduli terhadap bahasa Indonesia. Kita adalah satu-satunya bangsa yang identik dengan bangsanya. Bangsa Indonesia berbahasa Indonesia. Cobalah rekan-rekan perhatikan bangsa lain. Bahasa bangsanya tidak beridentik dengan bangsanya. Bahasa Inggris digunakan oleh sebagian besar bangsa di dunia. Bahasa Arab digunakan bangsa-bangsa di Timur Tengah dan Afrika. Bahasa Korea digunakan Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa Jepang? Mungkin bangsa ini menjadi pesaing kita.

Ketaatan penggunaan bahasa Indonesia telah mengalami kemunduran. Banyak warga dan rakyat Indonesia lebih bangga berbahasa asing daripada menaati bahasa bangsanya. Lucu sekali. Mereka itu hidup, mencari nafkah, dan mati di Indonesia. Namun, mereka lupa dan melupakan bahasa Indonesia.

Saya telah mengajak anak-anak dan mahasiswa saya untuk selalu berusaha berbahasa Indonesia dengan benar. Benar itu bersifat mutlak, sedangkan baik itu bersifat relatif. Baik bagi saya belum tentu baik bagi Anda. Dan itu berlaku sebaliknya. Namun, benar adalah benar dan salah adalah salah. Yang salah harus disalahkan dan benar harus dibenarkan.

Bagaimanakah memulai berbahasa Indonesia yang benar? Menurut saya, cara berbahasa Indonesia yang benar dapat dimulai dari kegemaran kita untuk membaca tulisan-tulisan di media massa berskala nasional. Mereka – media itu – telah merintis penggunaan bahasa Indonesia yang taat asas. Jika kita kesulitan mendapatkan akses untuk membaca tulisan media cetak, rekan-rekan dapat membacanya melalui web resminya. Pilih saja format atau edisi cetaknya.

Jika itu sudah dilakukan, rekan-rekan dapat menirunya dengan menulis di sini, rumah kita: kompasiana. Sungguh betapa senang hati ini jika membaca tulisan yang benar dan mengajak kea rah kebenaran dan tulisan baik yang mengajak kea rah kebaikan. Benar-benar rumah sehat luar dalam. Namun, kapan ya itu terwujud? Semoga secepat-cepatnya. Amin. Selamat beraktivitas dan semoga selalu meraih kesuksesan. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun