Bertempat di SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen, pada Senin (27 September 2010), saya diminta untuk berceramah dalam rangka Revitalisasi MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Sragen. Saya adalah salah satu Guru Pemandu Bahasa Indonesia Tingkat SMP pada LPMP Jawa Tengah. Ini berarti bahwa saya harus bersiap diri untuk selalu berkenan berbagi dengan rekan-rekan guru. Untuk pertemuan ini, saya diminta menyampaikan teknik penulisan karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah karya ilmiah yang mengikuti kaidah dan jalan pikiran dalam ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan kepada khazanah ilmu pengetahuan di bidang masing-masing (Sarwiji, 2008:80-81). Suatu karya tulis disebut ilmiah jika memenuhi tiga persyaratan, yakni (1) memersalahkan pengetahuan ilmiah, (2) penulisnya dijiwai metode ilmiah, dan (3) memenuhi persyaratan tata cara penulisan keilmuan.
Karya tulis ilmiah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni laporan hasil kegiatan ilmiah, tulisan ilmiah, dan buku. Laporan kegiatan penelitian sering disebut penelitian, baik penelitian tindakan maupun nontindakan. Laporan penelitian itu harus disusun berdasarkan pedoman penulisan yang meliputi kerangka isi, aturan, dan formatnya. Karena keterbatasan waktu, saya membatasi materi pada penulisan karya ilmiah popular.
Karya ilmiah popular adalah tulisan yang berisi pandangan dan ulasan penulis terhadap sebuah fenomena sekitar. Tulisan ilmiah ini sering disebut artikel. Jenis karya tulis ilmiah ini sering dimuat di media cetak, seperti koran, majalah, dan jurnal. Penulis karya ilmiah popular atau artikel disebut kolumnis.
Teknik penulisan artikel dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni (1) mengaitkan dengan kondisi actual, (2) mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari, dan (3) memperkenalkan ilmu atau temuan baru. Berikut ini contoh masing-masing teknik penulisan.
1. Mengaitkan dengan Kegiatan Sehari-Hari Kebiasaan menangis sering dianggap sifat tercela. Orang yang mudah menangis sering dianggap cengeng. Sebenarnya, menangis itu justru menyehatkan fisik dan batin kita. Mata kita dapat merasa lelah ketika keseharian digunakan untuk melihat sesuatu. Air mata yang keluar dapat membersihkan mata dan kelopaknya dari debu dan kuman. Dan seterusnya...! 2. Menyajikan Added Value (Nilai Tambah) Menulis bukanlah sekadar memindahkan isi pikiran menjadi tulisan. Menulis juga merupakan salah satu bentuk olahraga. Bagaimana bias? Menulis merupakan aktivitas memindahkan isi pikiran menjadi tulisan. Ketika beraktivitas menulis, pikiran kita akan selalu berusaha menghasilkan ide-ide baru. Ide-ide itu terus berkembang. Dan seterusnya. 3. Memperkenalkan Ilmu atau Temuan Baru Baru-baru ini, guru TIK SMA Batik 1 Solo menemukan parabola sederhana: wajan. Perkakas dapur yang biasa digunakan untuk menggoreng ternyata dapat difungsikan sebagai parabola sederhana. Teknik pemuatannya pun relative mudah. Dan seterusnya. Selesai berceramah, saya meminta para peserta untuk berlatih menulis artikel. Pada awalnya, mereka terlihat gagap. Namun, semangat mereka memang luar biasa. Dengan kesungguhan dan ketekunannya, mereka akhirnya dapat menyelesaikan sebuah artikel untuk setiap peserta. Selamat berkarya untuk tulisan-tulisan berikutnya. Semoga bermanfaat. Selamat siang dan selamat melanjutkan aktivitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H